Netanyahu: Pemerintah Israel Dilanda Wabah Kebocoran
Senin, 08 Januari 2024 - 07:13 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahannya sedang dilanda “wabah kebocoran”.
Dia lantas meminta para menteri dan pejabat yang menghadiri rapat kabinet keamanan atau menerima pengarahan untuk menjalani tes poligraf.
“Kita punya wabah kebocoran dan saya tidak ingin terus seperti ini," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir dari Channel 12, Senin (8/1/2024).
"Itulah sebabnya saya mengarahkan promosi undang-undang bahwa setiap orang yang duduk di kabinet dan diskusi keamanan, termasuk pejabat politik dan profesional—agar menjalani [tes] poligraf,” lanjut dia.
Media Israel telah melaporkan pertikaian antara menteri dan pejabat militer selama pertemuan kabinet pekan lalu tentang era pasca-Hamas di Jalur Gaza setelah perang Israel saat ini.
Pertikaian muncul setelah para menteri sayap kanan menginginkan penyelidikan setelah militer Israel kebobolan serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan yang dikenal sebagai Operasi Badai al-Aqsa inilah yang memicu perang besar di Gaza sekarang ini.
Kebocoran informasi terkait pertikaian para menteri dan pejabat militer dalam rapat kabinet Israel telah dikecam kubu oposisi. Gara-gara kebocoran informasi itu pula, kubu oposisi mendesak Netanyahu dicopot.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat ke Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 22.835 warga Palestina dan melukai 58.416 lainnya.
Sementara hampir 1.200 warga Israel dilaporkan tewas dalam serangan Hamas.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Dia lantas meminta para menteri dan pejabat yang menghadiri rapat kabinet keamanan atau menerima pengarahan untuk menjalani tes poligraf.
“Kita punya wabah kebocoran dan saya tidak ingin terus seperti ini," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir dari Channel 12, Senin (8/1/2024).
"Itulah sebabnya saya mengarahkan promosi undang-undang bahwa setiap orang yang duduk di kabinet dan diskusi keamanan, termasuk pejabat politik dan profesional—agar menjalani [tes] poligraf,” lanjut dia.
Media Israel telah melaporkan pertikaian antara menteri dan pejabat militer selama pertemuan kabinet pekan lalu tentang era pasca-Hamas di Jalur Gaza setelah perang Israel saat ini.
Pertikaian muncul setelah para menteri sayap kanan menginginkan penyelidikan setelah militer Israel kebobolan serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan yang dikenal sebagai Operasi Badai al-Aqsa inilah yang memicu perang besar di Gaza sekarang ini.
Kebocoran informasi terkait pertikaian para menteri dan pejabat militer dalam rapat kabinet Israel telah dikecam kubu oposisi. Gara-gara kebocoran informasi itu pula, kubu oposisi mendesak Netanyahu dicopot.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat ke Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 22.835 warga Palestina dan melukai 58.416 lainnya.
Sementara hampir 1.200 warga Israel dilaporkan tewas dalam serangan Hamas.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(mas)
tulis komentar anda