Drone Siluman Terbaru Turki Terbang Perdana, Tegaskan Ambisi Industri Pertahanan

Sabtu, 30 Desember 2023 - 10:50 WIB
Drone siluman terbaru buatan Turki menjalani penerbangan perdana. Foto/X/@RTErdogan
ANKARA - Drone sayap terbang ANKA-3 yang diproduksi sendiri oleh Turki melakukan penerbangan perdananya pada Kamis (28/12/2023).

Penerbangan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi industri pertahanan nasional negara yang semakin canggih itu.

Pesawat ramping ini dirancang untuk mampu memenuhi misi yang memerlukan kemampuan siluman.



Pesawat yang bernama resmi ANKA-3 MIUS (National Unmanned Combat Aerial Vehicle System dalam bahasa Turki) ini terbang dengan kecepatan 150 knot atau lebih dari 170 mil per jam dan naik ke ketinggian 8.000 kaki.

Pesawat lepas landas pada pukul 08.38 waktu setempat dan terbang selama satu jam 10 menit.

“Pesawat perang tak berawak kami ANKA-3, yang dikembangkan TAI (Turkish Aircraft Industries), berhasil menyelesaikan penerbangan pertamanya hari ini,” ungkap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam postingan di platform X.

Dia menjelaskan, “Mudah-mudahan, pesawat kami akan memberikan kontribusi yang kuat bagi pertahanan negara kami dengan teknologi, desain, dan fitur-fiturnya yang canggih.”

Penciptaan pesawat ini merupakan pencapaian yang signifikan karena hanya sedikit negara yang mengembangkan drone jenis ini.

Desain kendaraan tak berawak yang ramping dimaksudkan agar lebih sulit dideteksi teknologi pemantauan tradisional.

Ruang penyimpanan internalnya dapat membawa 1.400 pon senjata, sementara gabungan stasiun sayap dalam dan luarnya akan mampu mengangkat lebih dari 3.200 pon.

Pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh ini dapat menggunakan sejumlah senjata termasuk bom Mk 82 seberat 500 pon yang diproduksi Amerika Serikat (AS) dan rudal SOM-J Turki, yang memiliki jangkauan 170 mil.



Drone itu kemungkinan akan digunakan untuk tujuan serangan dan pengawasan, peperangan elektronik, dan pelumpuhan pertahanan udara musuh.

Negara ini juga memproduksi pesawat tempur siluman berawak TF-X, yang dapat digunakan bersama dengan ANKA-3.

Turki tampaknya berkonsentrasi membangun kekuatan militernya dengan berbagai jenis dan jumlah kendaraan yang mumpuni, yang mungkin akan diekspor oleh negara tersebut.

Pendekatan ini mewakili perbedaan filosofis dari Amerika Serikat yang semakin berfokus pada sejumlah kecil kendaraan dengan kemampuan terbaik.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Sputnik, analis geopolitik dan mantan Marinir AS Brian Berletic mencatat Rusia sedang berkonsentrasi pada kuantitas, memproduksi sejumlah besar peluru, pesawat terbang, dan kendaraan lain seiring kemampuan produksinya yang meningkat pesat di tengah konflik di Ukraina timur.

Turki juga berharap membeli 40 jet tempur F-16 dari Amerika Serikat, dan isu tersebut baru-baru ini diangkat saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Sebagai alternatif, Turki telah menjajaki pembelian pesawat Eurofighter Typhoon dari anggota NATO lainnya, meskipun potensi kesepakatan apa pun sejauh ini mendapat tentangan dari Jerman.

Erdogan baru-baru ini membuat heboh dengan kritik kerasnya terhadap tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat, padahal Jerman adalah pembela setia Israel.

Kekhawatiran juga muncul mengenai masalah hak asasi manusia yang berkaitan dengan populasi Kurdi di Turki.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More