Serangan Israel Makin Menggila di Seluruh Gaza usai AS Veto Resolusi PBB
Minggu, 10 Desember 2023 - 03:01 WIB
Pemungutan suara di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara adalah 13 mendukung, 1 negara menolak yakni AS, dan Inggris abstain.
“Serangan dari udara, darat dan laut sangat intens, terus menerus dan meluas,” papar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada dewan sebelum pemungutan suara.
“Penduduk Gaza diperintahkan untuk bergerak seperti pinball manusia, memantul di bagian selatan yang semakin kecil, tanpa kebutuhan dasar untuk bertahan hidup,” ungkap Guterres.
Dia menyatakan, “Gaza berada pada titik puncaknya dengan sistem dukungan kemanusiaan yang berisiko runtuh.
Guterres mengatakan dia khawatir “konsekuensinya dapat menghancurkan keamanan seluruh wilayah.”
Hamas mengatakan pada Sabtu bahwa mereka melanjutkan serangan roketnya ke Israel.
Di Gaza, warga melaporkan serangan udara dan penembakan di utara dan selatan, termasuk kota Rafah dekat perbatasan Mesir.
Di ruang kelas yang penuh gambar dan warna di sana, meja anak-anak setinggi lutut dipenuhi puing-puing akibat serangan brutal rezim kolonial Israel.
“Kami sekarang tinggal di Jalur Gaza dan diatur oleh hukum rimba Amerika. Amerika telah membunuh hak asasi manusia,” tegas Abu Yasser al-Khatib, warga Rafah. “Rakyat Palestina tidak akan pergi dan tidak ingin pergi.”
Lebih dari 2.200 warga Palestina telah dibunuh Israel sejak terhentinya jeda kemanusiaan setelah berjalan seminggu pada 1 Desember. Sekitar dua pertiga dari para korban adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
“Serangan dari udara, darat dan laut sangat intens, terus menerus dan meluas,” papar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada dewan sebelum pemungutan suara.
“Penduduk Gaza diperintahkan untuk bergerak seperti pinball manusia, memantul di bagian selatan yang semakin kecil, tanpa kebutuhan dasar untuk bertahan hidup,” ungkap Guterres.
Dia menyatakan, “Gaza berada pada titik puncaknya dengan sistem dukungan kemanusiaan yang berisiko runtuh.
Guterres mengatakan dia khawatir “konsekuensinya dapat menghancurkan keamanan seluruh wilayah.”
Hamas mengatakan pada Sabtu bahwa mereka melanjutkan serangan roketnya ke Israel.
Di Gaza, warga melaporkan serangan udara dan penembakan di utara dan selatan, termasuk kota Rafah dekat perbatasan Mesir.
Di ruang kelas yang penuh gambar dan warna di sana, meja anak-anak setinggi lutut dipenuhi puing-puing akibat serangan brutal rezim kolonial Israel.
“Kami sekarang tinggal di Jalur Gaza dan diatur oleh hukum rimba Amerika. Amerika telah membunuh hak asasi manusia,” tegas Abu Yasser al-Khatib, warga Rafah. “Rakyat Palestina tidak akan pergi dan tidak ingin pergi.”
Lebih dari 2.200 warga Palestina telah dibunuh Israel sejak terhentinya jeda kemanusiaan setelah berjalan seminggu pada 1 Desember. Sekitar dua pertiga dari para korban adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
tulis komentar anda