Bos CIA dan Mossad Bertemu di Qatar, Ada Apa?
Rabu, 29 November 2023 - 05:00 WIB
Menjadi lebih rumit lagi bagi Israel, IDF mengungkapkan bahwa jasad tiga tentaranya yang tewas pada tanggal 7 Oktober lalu kini ditahan oleh Hamas di Gaza. Secara historis, Israel mengupayakan pemulangan orang mati dengan komitmen yang sama seperti terhadap orang hidup.
Politisi dan militer Israel telah menyatakan dengan jelas sejak gencatan senjata dimulai Jumat lalu bahwa mereka bermaksud untuk kembali melakukan operasi militer di Jalur Gaza, termasuk di bagian selatan, tempat tinggal hingga 2 juta orang.
Selama kunjungan ke unit intelijen IDF, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan: “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan misi ini: membebaskan semua sandera, melenyapkan organisasi teroris di atas dan di bawah tanah serta, tentu saja, Gaza tidak boleh kembali seperti semula, sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi negara Israel.”
Dia kembali menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
“Kami melihat sesuatu yang luar biasa… bahwa penduduk, warga sipil di Gaza melindungi semua teroris di bawah. Mereka membangun kota bawah tanah untuk melindungi diri mereka sendiri dan mengorbankan warga sipil di atas,” tudingnya.
Menurut media Israel, Netanyahu enggan memperpanjang gencatan senjata lebih dari 10 hari, jumlah maksimum yang ditetapkan dalam kesepakatan awal yang ditandatangani oleh pemerintahnya. Ia mengatakan 74 sandera telah dibebaskan sejauh ini, termasuk 50 perempuan dan anak-anak.
Sementara itu Herzi Halevi, kepala staf IDF, pada hari Selasa mengatakan: “Kami sedang mempersiapkan kelanjutan operasi untuk membubarkan Hamas. Ini akan memakan waktu, ini adalah tujuan yang kompleks, tetapi tujuan tersebut tidak dapat diukur.”
Rencana IDF adalah menargetkan Khan Younis, tempat yang diyakini Israel sebagai markas pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Politisi dan militer Israel telah menyatakan dengan jelas sejak gencatan senjata dimulai Jumat lalu bahwa mereka bermaksud untuk kembali melakukan operasi militer di Jalur Gaza, termasuk di bagian selatan, tempat tinggal hingga 2 juta orang.
Selama kunjungan ke unit intelijen IDF, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan: “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan misi ini: membebaskan semua sandera, melenyapkan organisasi teroris di atas dan di bawah tanah serta, tentu saja, Gaza tidak boleh kembali seperti semula, sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi negara Israel.”
Dia kembali menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
“Kami melihat sesuatu yang luar biasa… bahwa penduduk, warga sipil di Gaza melindungi semua teroris di bawah. Mereka membangun kota bawah tanah untuk melindungi diri mereka sendiri dan mengorbankan warga sipil di atas,” tudingnya.
Menurut media Israel, Netanyahu enggan memperpanjang gencatan senjata lebih dari 10 hari, jumlah maksimum yang ditetapkan dalam kesepakatan awal yang ditandatangani oleh pemerintahnya. Ia mengatakan 74 sandera telah dibebaskan sejauh ini, termasuk 50 perempuan dan anak-anak.
Sementara itu Herzi Halevi, kepala staf IDF, pada hari Selasa mengatakan: “Kami sedang mempersiapkan kelanjutan operasi untuk membubarkan Hamas. Ini akan memakan waktu, ini adalah tujuan yang kompleks, tetapi tujuan tersebut tidak dapat diukur.”
Rencana IDF adalah menargetkan Khan Younis, tempat yang diyakini Israel sebagai markas pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
tulis komentar anda