Bertekad Berangus Hamas, Israel Bakal Lanjutkan Perang dengan Kekuatan Penuh
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel akan melanjutkan perang dengan kekuatan militer penuh setelah jeda kemanusiaan di Jalur Gaza usai. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
“Akan ada jeda singkat, dan setelah itu kami akan terus bekerja dengan kekuatan militer penuh,” kata Gallant usai bertemu dengan mitranya dari Italia Guido Crosetto di markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.
“Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai tujuan kami: menghancurkan Hamas dan mengembalikan sandera dari Gaza ke Israel. Ada 240 sandera dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami terima atau toleransi,” tambah Gallant seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (25/11/2023).
Terkait kondisi di wilayah perbatasan utara dengan Lebanon, Gallant berkata: “Kami tidak tertarik berperang, tapi kami harus menghalangi musuh kami.”
“Kita tidak bisa kembali ke kenyataan 6 Oktober. Kita diserang secara brutal oleh Hamas, lalu kita diserang oleh Hizbullah. Kami tidak akan mentolerir ancaman yang ditujukan pada warga negara kami,” ia menambahkan.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan kelompok Palestina Hamas mulai berlaku pada Jumat pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza, menghentikan sementara serangan untuk pertukaran tahanan dan bantuan.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza setelah serangan Hamas, menewaskan lebih dari 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.
Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.
“Akan ada jeda singkat, dan setelah itu kami akan terus bekerja dengan kekuatan militer penuh,” kata Gallant usai bertemu dengan mitranya dari Italia Guido Crosetto di markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.
“Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai tujuan kami: menghancurkan Hamas dan mengembalikan sandera dari Gaza ke Israel. Ada 240 sandera dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami terima atau toleransi,” tambah Gallant seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (25/11/2023).
Terkait kondisi di wilayah perbatasan utara dengan Lebanon, Gallant berkata: “Kami tidak tertarik berperang, tapi kami harus menghalangi musuh kami.”
“Kita tidak bisa kembali ke kenyataan 6 Oktober. Kita diserang secara brutal oleh Hamas, lalu kita diserang oleh Hizbullah. Kami tidak akan mentolerir ancaman yang ditujukan pada warga negara kami,” ia menambahkan.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan kelompok Palestina Hamas mulai berlaku pada Jumat pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza, menghentikan sementara serangan untuk pertukaran tahanan dan bantuan.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza setelah serangan Hamas, menewaskan lebih dari 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.
Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.
(ian)