Hari Kedua Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan Lebih Banyak Sandera
Minggu, 26 November 2023 - 07:10 WIB
Sebelum penundaan pertukaran sandera dan tawanan terbaru, Mesir, yang mengontrol perbatasan Rafah yang dilalui pasokan bantuan ke Gaza selatan, mengatakan pihaknya telah menerima “sinyal positif” dari semua pihak mengenai kemungkinan perpanjangan gencatan senjata.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus melepaskan sandera setidaknya 10 orang per hari. Sumber Palestina mengatakan hingga 100 sandera bisa dibebaskan.
Perselisihan singkat mengenai implementasi perjanjian gencatan senjata kontras dengan suasana gembira pada hari sebelumnya ketika para sandera dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Setelah hampir 50 hari disandera di Gaza, Ohad Munder yang berusia sembilan tahun berlari menyusuri koridor rumah sakit di Israel ke pelukan ayahnya, menurut rekaman yang dirilis oleh rumah sakit.
Gilat Livni, Direktur Pediatri di pusat fasilitas medis tersebut mengatakan kepada wartawan, dia dan tiga anak lainnya yang dibebaskan pada saat yang sama berada dalam kondisi yang relatif baik.
“Mereka berbagi pengalaman, kami bersama mereka hingga larut malam dan itu menarik, menyedihkan, dan mengharukan,” kata Livni.
“Saya bermimpi kami pulang,” kata sandera lainnya, Raz Asher yang berusia empat tahun, sambil duduk di pelukan ayahnya di ranjang rumah sakit setelah dia, ibu, dan adik perempuannya dibebaskan.
“Sekarang mimpinya menjadi kenyataan,” jawab ayahnya, Yoni.
Namun, bagi warga Palestina, kegembiraan atas pembebasan tahanan dari penjara-penjara Israel memiliki nuansa yang pahit. Polisi Israel terlihat menggerebek rumah Sawsan Bkeer pada hari Jumat tak lama sebelum putrinya Marah (24) dibebaskan. Polisi Israel menolak berkomentar terkait hal ini.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus melepaskan sandera setidaknya 10 orang per hari. Sumber Palestina mengatakan hingga 100 sandera bisa dibebaskan.
Perselisihan singkat mengenai implementasi perjanjian gencatan senjata kontras dengan suasana gembira pada hari sebelumnya ketika para sandera dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Setelah hampir 50 hari disandera di Gaza, Ohad Munder yang berusia sembilan tahun berlari menyusuri koridor rumah sakit di Israel ke pelukan ayahnya, menurut rekaman yang dirilis oleh rumah sakit.
Gilat Livni, Direktur Pediatri di pusat fasilitas medis tersebut mengatakan kepada wartawan, dia dan tiga anak lainnya yang dibebaskan pada saat yang sama berada dalam kondisi yang relatif baik.
“Mereka berbagi pengalaman, kami bersama mereka hingga larut malam dan itu menarik, menyedihkan, dan mengharukan,” kata Livni.
“Saya bermimpi kami pulang,” kata sandera lainnya, Raz Asher yang berusia empat tahun, sambil duduk di pelukan ayahnya di ranjang rumah sakit setelah dia, ibu, dan adik perempuannya dibebaskan.
“Sekarang mimpinya menjadi kenyataan,” jawab ayahnya, Yoni.
Namun, bagi warga Palestina, kegembiraan atas pembebasan tahanan dari penjara-penjara Israel memiliki nuansa yang pahit. Polisi Israel terlihat menggerebek rumah Sawsan Bkeer pada hari Jumat tak lama sebelum putrinya Marah (24) dibebaskan. Polisi Israel menolak berkomentar terkait hal ini.
tulis komentar anda