Rusia Diduga Kerahkan Sistem Rudal S-400 ke Libya
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 09:24 WIB
Lantas, bagaimana sistem rudal baru bisa sampai ke Libya? Sebuah pesawat kargo super berat terbang dari Rusia ke pangkalan udara Al Khadim di Al Marj pada tanggal 3 Agustus. An-124 Ruslan yang besar, setara dengan C-5 Galaxy milik Rusia, mengambil rute memutar yang mengelilingi Turki.
Rob Lee, seorang mahasiswa PhD di King's College London yang mengikuti kebijakan pertahanan Rusia, percaya bahwa An-124 mungkin menjadi petunjuk penting. “An-124 adalah satu-satunya pesawat dalam layanan Rusia yang dapat membawa semua komponen untuk S-300 dan S-400 . Dalam setiap kasus baru-baru ini di mana mereka telah diangkut oleh Rusia, misalnya S-400 ke Turki dan Suriah dan S-300 ke Suriah, itu melibatkan An-124," katanya.
Sistem rudal yang baru tiba dapat mengubah situasi di darat, terutama jika diawaki oleh para profesional Rusia. Stein berpikir bahwa Rusia memanfaatkan ambiguitas siapa yang mengawaki sistem. “Rusia suka memainkannya sehingga Anda tidak pernah tahu siapa yang mengoperasikan sistem SAM itu. Jadi, Anda tidak pernah merasa hebat tentang membunuh SAM jika itu berarti juga membunuh Rusia. Terutama ketika mereka memiliki skuadron campuran yang dapat mengalahkan apa pun yang dapat dibawa Turki dan sekutunya ke pesta dengan cepat," papar Stein.
Kemungkinan lainnya adalah foto-foto itu hanya umpan. Rusia biasa saja menggunakan tipuan untuk membingungkan intelijen militer.
Rob Lee, seorang mahasiswa PhD di King's College London yang mengikuti kebijakan pertahanan Rusia, percaya bahwa An-124 mungkin menjadi petunjuk penting. “An-124 adalah satu-satunya pesawat dalam layanan Rusia yang dapat membawa semua komponen untuk S-300 dan S-400 . Dalam setiap kasus baru-baru ini di mana mereka telah diangkut oleh Rusia, misalnya S-400 ke Turki dan Suriah dan S-300 ke Suriah, itu melibatkan An-124," katanya.
Sistem rudal yang baru tiba dapat mengubah situasi di darat, terutama jika diawaki oleh para profesional Rusia. Stein berpikir bahwa Rusia memanfaatkan ambiguitas siapa yang mengawaki sistem. “Rusia suka memainkannya sehingga Anda tidak pernah tahu siapa yang mengoperasikan sistem SAM itu. Jadi, Anda tidak pernah merasa hebat tentang membunuh SAM jika itu berarti juga membunuh Rusia. Terutama ketika mereka memiliki skuadron campuran yang dapat mengalahkan apa pun yang dapat dibawa Turki dan sekutunya ke pesta dengan cepat," papar Stein.
Kemungkinan lainnya adalah foto-foto itu hanya umpan. Rusia biasa saja menggunakan tipuan untuk membingungkan intelijen militer.
(min)
tulis komentar anda