31 Tahun Jadi Misteri, Mayat Wanita Bertato Bunga Teridentifikasi
Kamis, 16 November 2023 - 03:49 WIB
LONDON - Mayat wanita teridentifikasi 31 tahun setelah ditemukan di Belgia . Rita Roberts, yang berasal dari Cardiff, Wales sebelumnya disebut sebagai "wanita bertato bunga".
Mayat Roberts ditemukan pada tanggal 3 Juni 1992 di dekat jeruji di air sungai Groot Schijn di Antwerpen.
Polisi mengatakan dia dibunuh dengan kejam. Keluarganya mengatakan berita itu "mengejutkan dan memilukan".
Petugas mengatakan fitur yang paling mencolok adalah tato di lengan kirinya yang berupa bunga hitam dengan daun hijau dan tulisan "R'Nick" di bawahnya.
Dia berusia 31 tahun ketika dia pindah ke Antwerp pada bulan Februari 1992. Komunikasi terakhirnya dengan keluarganya adalah melalui kartu pos pada bulan Mei 1992.
Permohonan diajukan pada 10 Mei tahun ini untuk membantu mengidentifikasi jenazahnya.
Seorang anggota keluarga di Inggris mengenali tato tersebut di berita dan memberi tahu Interpol dan pihak berwenang Belgia.
Dalam sebuah penghormatan, keluarga Roberts mengatakan dia adalah sosok yang penuh semangat, penuh kasih sayang dan berjiwa bebas serta telah "diambil dengan kejam".
“Tidak ada kata-kata yang benar-benar dapat mengungkapkan kesedihan yang kami rasakan saat itu, dan masih kami rasakan hingga saat ini,” tambah mereka seperti dikutip dari Sky News, Kamis (16/11/2023).
Mereka mengatakan meskipun berita tersebut sulit untuk dipercaya, mereka sangat bersyukur telah mengungkap apa yang terjadi pada Rita.
Keluarganya menggambarkan Roberts sebagai gadis cantik yang suka bepergian.
“Dia mencintai keluarganya, terutama keponakan-keponakannya, dan selalu ingin memiliki keluarga sendiri,” ujar mereka.
"Dia memiliki kemampuan untuk menerangi ruangan, dan ke mana pun dia pergi, dia adalah nyawa dan jiwa pesta. Kami berharap di mana pun dia berada sekarang, dia merasa damai," tambah mereka.
Pihak berwenang Belgia kini meminta informasi apa pun tentang Roberts atau keadaan seputar kematiannya.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
Mayat Roberts ditemukan pada tanggal 3 Juni 1992 di dekat jeruji di air sungai Groot Schijn di Antwerpen.
Polisi mengatakan dia dibunuh dengan kejam. Keluarganya mengatakan berita itu "mengejutkan dan memilukan".
Petugas mengatakan fitur yang paling mencolok adalah tato di lengan kirinya yang berupa bunga hitam dengan daun hijau dan tulisan "R'Nick" di bawahnya.
Dia berusia 31 tahun ketika dia pindah ke Antwerp pada bulan Februari 1992. Komunikasi terakhirnya dengan keluarganya adalah melalui kartu pos pada bulan Mei 1992.
Permohonan diajukan pada 10 Mei tahun ini untuk membantu mengidentifikasi jenazahnya.
Seorang anggota keluarga di Inggris mengenali tato tersebut di berita dan memberi tahu Interpol dan pihak berwenang Belgia.
Dalam sebuah penghormatan, keluarga Roberts mengatakan dia adalah sosok yang penuh semangat, penuh kasih sayang dan berjiwa bebas serta telah "diambil dengan kejam".
“Tidak ada kata-kata yang benar-benar dapat mengungkapkan kesedihan yang kami rasakan saat itu, dan masih kami rasakan hingga saat ini,” tambah mereka seperti dikutip dari Sky News, Kamis (16/11/2023).
Mereka mengatakan meskipun berita tersebut sulit untuk dipercaya, mereka sangat bersyukur telah mengungkap apa yang terjadi pada Rita.
Keluarganya menggambarkan Roberts sebagai gadis cantik yang suka bepergian.
“Dia mencintai keluarganya, terutama keponakan-keponakannya, dan selalu ingin memiliki keluarga sendiri,” ujar mereka.
"Dia memiliki kemampuan untuk menerangi ruangan, dan ke mana pun dia pergi, dia adalah nyawa dan jiwa pesta. Kami berharap di mana pun dia berada sekarang, dia merasa damai," tambah mereka.
Pihak berwenang Belgia kini meminta informasi apa pun tentang Roberts atau keadaan seputar kematiannya.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
(ian)
tulis komentar anda