5 Alasan Negara-Negara Islam Tak Kerahkan Militer Bantu Hamas Melawan Israel
Selasa, 31 Oktober 2023 - 12:39 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengecam Barat yang dia sebut memberi "lampu hijau" kepada Israel untuk melakukan pembantaian di Gaza. Erdogan lantas bertanya kepada Barat apakah mereka ingin menciptakan situasi Perang Salib yang lain.
Negara-negara Islam seringkali memiliki masalah internal yang memerlukan perhatian sendiri, seperti pembangunan ekonomi, stabilitas politik, dan isu-isu keamanan internal.
Fokus pada konflik luar negeri mungkin bukan prioritas utama mereka.
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, blakblakan bahwa dia berupaya membuat negaranya tidak terseret dalam perang Israel-Hamas.
“Saya melakukan tugas saya untuk mencegah Lebanon memasuki perang yang berkecamuk lebih jauh ke selatan," kata Mikati kepada AFP dalam sebuah wawancara, merujuk aksi saling serang antara militer Israel dan Hizbullah ketika perang berkecamuk di Gaza.
Lebanon yang kekurangan uang menghadapi kemungkinan perang tanpa pemimpin, karena perpecahan politik telah menyebabkan negara itu tidak memiliki presiden selama satu tahun, sementara Mikati telah memimpin kabinet sementara selama sekitar satu setengah tahun.
“Lebanon berada di tengah badai,” katanya. “Rakyat Lebanon sudah muak dengan perang,” katanya lagi.
"Orang Lebanon... tidak ingin terlibat dalam perang apa pun dan menginginkan stabilitas."
5. Prioritas Domestik
Negara-negara Islam seringkali memiliki masalah internal yang memerlukan perhatian sendiri, seperti pembangunan ekonomi, stabilitas politik, dan isu-isu keamanan internal.
Fokus pada konflik luar negeri mungkin bukan prioritas utama mereka.
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, blakblakan bahwa dia berupaya membuat negaranya tidak terseret dalam perang Israel-Hamas.
“Saya melakukan tugas saya untuk mencegah Lebanon memasuki perang yang berkecamuk lebih jauh ke selatan," kata Mikati kepada AFP dalam sebuah wawancara, merujuk aksi saling serang antara militer Israel dan Hizbullah ketika perang berkecamuk di Gaza.
Lebanon yang kekurangan uang menghadapi kemungkinan perang tanpa pemimpin, karena perpecahan politik telah menyebabkan negara itu tidak memiliki presiden selama satu tahun, sementara Mikati telah memimpin kabinet sementara selama sekitar satu setengah tahun.
“Lebanon berada di tengah badai,” katanya. “Rakyat Lebanon sudah muak dengan perang,” katanya lagi.
"Orang Lebanon... tidak ingin terlibat dalam perang apa pun dan menginginkan stabilitas."
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda