Gaza Miskin, Ini Sumber Uang Hamas untuk Danai Ribuan Pasukan Melawan Israel

Kamis, 26 Oktober 2023 - 09:59 WIB
“Semua dana yang seharusnya disalurkan ke publik, sebagian besar digunakan untuk kemampuan militer mereka,” kata Neumann.

"Setelah pengambilalihan Gaza, Hamas juga mengembangkan kemampuan untuk mengenakan pajak dan memeras,” kata Matthew Levitt, yang bekerja sebagai pejabat senior Departemen Keuangan yang fokus melawan jaringan keuangan teroris.

Levitt, yang sekarang bekerja di lembaga think tank Washington Institute for Near East Policy, mengatakan Hamas mulai meraup pajak dan suap dari gaji, penjualan barang dan penyelundupan, yang jumlahnya kini mencapai USD300 juta hingga USD450 juta per tahun.

"Meskipun AS dan Uni Eropa telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris, mereka tidak secara efektif terputus dari sistem keuangan internasional,” kata Hans-Jakob Schindler, direktur senior Counter Extremism Project.

“Mereka sebenarnya bisa menginvestasikan dana di perusahaan dan real estate.”

Kepemimpinan Hamas telah menginvestasikan pendapatannya dalam portofolio investasi internasional senilai USD500 juta dalam bentuk real estate dan aset lainnya dari perusahaan-perusahaan di Aljazair, Arab Saudi, Sudan, Turki dan Uni Emirat Arab, yang digunakan untuk menyembunyikan dan mencuci uangnya, menurut pengumuman Departemen Keuangan AS.

Cryptocurrency telah membantu kelompok tersebut menginvestasikan uangnya sambil melewati sanksi keuangan internasional menurut laporan Counter Extremism Project.

“Hamas adalah pengguna awal penggalangan dana dalam kripto mulai tahun 2019,” kata Ari Redbord, mantan jaksa federal dan kepala kebijakan dan urusan pemerintahan global di TRM Labs, yang berupaya melacak pendanaan Hamas.

“Mereka menggunakan saluran Telegram untuk meminta sumbangan. Mereka kemudian membangun infrastruktur situs web untuk meminta sumbangan.”

Namun, para ahli, termasuk Rebord, menekankan bahwa cryptocurrency tetap menjadi bagian kecil dari strategi keuangan kelompok tersebut.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More