Dukung Aksi Israel, AS Tolak Seruan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Selasa, 24 Oktober 2023 - 16:39 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa gencatan senjata apa pun yang dilakukan Israel di Jalur Gaza akan menguntungkan Hamas . Di sisi lain, Uni Eropa mempertimbangkan seruan untuk jeda kemanusiaan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri (AS) Matthew Miller kepada wartawan mengatakan gencatan senjata akan memberi Hamas kemampuan untuk beristirahat, memulihkan diri, dan bersiap untuk terus melancarkan serangan teroris terhadap Israel.
“Anda dapat memahami dengan jelas mengapa situasi ini tidak dapat ditoleransi oleh Israel, karena ini adalah situasi yang tidak dapat ditoleransi oleh negara mana pun yang telah mengalami serangan teroris brutal dan terus melihat ancaman teroris tepat di perbatasannya,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (24/10/2023).
Miller mengatakan bahwa Amerika Serikat secara terpisah berupaya memastikan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan utusan AS, David Satterfield, di lapangan bekerja “secara intensif” untuk memberikan bantuan.
Sementara itu Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin pagi waktu setempat mengatakan bahwa ia memperkirakan para pemimpin blok tersebut akan mendukung seruan untuk menghentikan sementara upaya agar bantuan dapat masuk.
“Saya percaya bahwa gagasan jeda kemanusiaan untuk memfasilitasi datangnya bantuan kemanusiaan, yang akan memungkinkan para pengungsi mendapatkan perlindungan, adalah sesuatu yang akan didukung oleh para pemimpin,” kata Borrell setelah pembicaraan dengan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.
Sejauh ini Israel mengatakan pihaknya menyerang 320 sasaran militan di seluruh Jalur Gaza yang terkepung selama 24 jam terakhir. Militer mengatakan mereka tidak menargetkan warga sipil.
Namun Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 5.000 warga Palestina, termasuk sekitar 2.000 anak di bawah umur, telah terbunuh sejak perang dimulai.
Sementara itu lebih dari 1.400 orang di Israel telah terbunuh – sebagian besar warga sipil - dalam serangan awal Hamas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri (AS) Matthew Miller kepada wartawan mengatakan gencatan senjata akan memberi Hamas kemampuan untuk beristirahat, memulihkan diri, dan bersiap untuk terus melancarkan serangan teroris terhadap Israel.
“Anda dapat memahami dengan jelas mengapa situasi ini tidak dapat ditoleransi oleh Israel, karena ini adalah situasi yang tidak dapat ditoleransi oleh negara mana pun yang telah mengalami serangan teroris brutal dan terus melihat ancaman teroris tepat di perbatasannya,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (24/10/2023).
Miller mengatakan bahwa Amerika Serikat secara terpisah berupaya memastikan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan utusan AS, David Satterfield, di lapangan bekerja “secara intensif” untuk memberikan bantuan.
Sementara itu Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin pagi waktu setempat mengatakan bahwa ia memperkirakan para pemimpin blok tersebut akan mendukung seruan untuk menghentikan sementara upaya agar bantuan dapat masuk.
“Saya percaya bahwa gagasan jeda kemanusiaan untuk memfasilitasi datangnya bantuan kemanusiaan, yang akan memungkinkan para pengungsi mendapatkan perlindungan, adalah sesuatu yang akan didukung oleh para pemimpin,” kata Borrell setelah pembicaraan dengan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.
Sejauh ini Israel mengatakan pihaknya menyerang 320 sasaran militan di seluruh Jalur Gaza yang terkepung selama 24 jam terakhir. Militer mengatakan mereka tidak menargetkan warga sipil.
Namun Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 5.000 warga Palestina, termasuk sekitar 2.000 anak di bawah umur, telah terbunuh sejak perang dimulai.
Sementara itu lebih dari 1.400 orang di Israel telah terbunuh – sebagian besar warga sipil - dalam serangan awal Hamas.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda