Putra Pendiri Hamas yang Murtad dan Membelot ke Israel Buka Suara soal Perang Gaza

Senin, 23 Oktober 2023 - 09:53 WIB
loading...
Putra Pendiri Hamas yang Murtad dan Membelot ke Israel Buka Suara soal Perang Gaza
Mosab Hassan Yousef, putra salah satu pendiri Hamas yang murtad dan membelot ke Israel, buka suara soal perang di Gaza, Palestina. Foto/via Fox News
A A A
WASHINGTON - Mosab Hassan Yousef, putra salah satu pendiri Hamas yang murtad dan membelot dengan menjadi mata-mata Israel, buka suara soal perang di Gaza, Palestina.

Putra Sheikh Hassan Yousef yang sekarang tinggal di Amerika Serikat ini mengecam Hamas, yang dia sebut tidak peduli dengan penderitaan warga Palestina.

Yousef, yang terkenal dengan julukan "Pangeran Hijau" sudah lama meninggalkan keluarganya dan keluar dari Islam dengan memeluk Kristen. Terkait perang di Gaza, dia menyarankan Israel “mengeksplorasi penggunaan gas” untuk mengeluarkan para milisi Hamas dari terowongan di Gaza.

Yousef, yang masih mencari suaka di AS, mengatakan kepada Brian Kilmeade dari Fox News bahwa Israel harus mengeksplorasi penggunaan gas setelah mengevakuasi warga sipil di Gaza.



“Kedengarannya mengerikan, tapi saya tidak melihat pilihan lain. Terowongan ini saling terhubung, dan gas bisa menjadi salah satu solusinya," katanya, yang dilansir Fox News, Senin (23/10/2023).

"Tapi ini harus dilakukan pada saat yang tepat. Kita tidak bisa begitu saja masuk ke Gaza. Tidak ada tentara modern yang dipersiapkan untuk perang semacam ini. Dan yang paling penting, kita perlu menyingkirkan warga sipil. Selama masih ada warga sipil di sana, maka operasi tersebut mungkin tidak akan selesai," paparnya.

Yousef juga angkat bicara tentang keputusannya untuk meninggalkan keluarganya dan murtad.

“Saya lahir di jantung kepemimpinan Hamas...dan saya mengenal mereka dengan sangat baik. Mereka tidak peduli terhadap rakyat Palestina. Mereka tidak menghargai kehidupan manusia,” kata Yousef.

“Saya melihat kebrutalan mereka secara langsung pada tahun 1996 ketika saya menghabiskan sekitar satu setengah tahun di Penjara Megiddo...Mereka membunuh begitu banyak orang Palestina pada saat itu, dan saat itulah saya memutuskan bahwa saya tidak bisa ikut serta dalam gerakan ini," papar Yousef.

“Saya harus jujur pada diri saya sendiri. Meskipun Hamas memberi saya keuntungan. Saya seperti seorang pangeran di dunia itu, tapi saya tidak menyukainya,” lanjut dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)