Mengenal Ariel Sharon, Mantan Perdana Menteri Israel yang Memiliki Akhir Hidup Tragis
Senin, 23 Oktober 2023 - 19:55 WIB
Setelahnya, Sharon juga banyak terlibat dalam gerakan bersenjata dalam mendukung kemerdekaan Israel. Sebagai contoh, ia pernah memimpin kompi infanteri di Brigade Alexandroni selama Perang Israel tahun 1948.
Karier militer Sharon menanjak setelah ditunjuk menjadi Kepala Staf Komando Utara serta Kepala Departemen Pelatihan Angkatan Darat tahun 1966. Pada 1972, ia mengundurkan diri dari dunia militer dan beralih ke politik.
Mengutip laman The Guardian, Sharon menjadi menjadi anggota Knesset untuk partai liberal kapitalis sekitar Desember 1973. Jenuh dengan politik oposisi, ia hengkang dan memilih menjadi penasihat keamanan untuk Perdana Menteri Partai Buruh, Yitzhak Rabin.
Pada pemilu berikutnya, Sharon bergabung dengan Partai Herut dan berhasil menjadi Menteri Pertanian di periode 1977-1981. Tahun 1981, ia beralih tugas menjadi Menteri Pertahanan.
Pada posisinya ini, Sharon memunculkan sejumlah kontroversi. Tak hanya menyulut Perang Lebanon, ia juga memperbarui hubungan dengan negara-negara Afrika yang sempat memutus relasi selama Perang Yom Kippur.
Pada 1983, Sharon mundur dari posisi Menteri Pertahanan. Hal ini didasari sikap pemerintah Israel yang menyatakan dirinya bertanggung jawab atas pembantaian kamp Sabra dan Shatila terhadap warga Palestina pada 1982.
Terlepas dari keputusannya mengundurkan diri, Sharon tetap mempertahankan pengaruhnya. Ia juga tetap berada di pemerintahan dan menjabat sejumlah posisi menteri.
Puncak kariernya terjadi ketika ditunjuk sebagai Perdana Menteri Israel tahun 2001. Ia menempati posisi ini hingga tahun 2006.
Memiliki riwayat mentereng di bidang militer dan pemerintahan Israel, Sharon justru dihadapkan kenyataan tragis menjelang akhir hayatnya. Singkatnya, ia menderita stroke dan sempat koma selama 8 tahun.
Pada akhirnya, Ariel Sharon meninggal dunia pada 11 Januari 2014. Ia menghembuskan napas terakhirnya di pusat medis Shaba Tel Aviv.
Karier militer Sharon menanjak setelah ditunjuk menjadi Kepala Staf Komando Utara serta Kepala Departemen Pelatihan Angkatan Darat tahun 1966. Pada 1972, ia mengundurkan diri dari dunia militer dan beralih ke politik.
Mengutip laman The Guardian, Sharon menjadi menjadi anggota Knesset untuk partai liberal kapitalis sekitar Desember 1973. Jenuh dengan politik oposisi, ia hengkang dan memilih menjadi penasihat keamanan untuk Perdana Menteri Partai Buruh, Yitzhak Rabin.
Pada pemilu berikutnya, Sharon bergabung dengan Partai Herut dan berhasil menjadi Menteri Pertanian di periode 1977-1981. Tahun 1981, ia beralih tugas menjadi Menteri Pertahanan.
Pada posisinya ini, Sharon memunculkan sejumlah kontroversi. Tak hanya menyulut Perang Lebanon, ia juga memperbarui hubungan dengan negara-negara Afrika yang sempat memutus relasi selama Perang Yom Kippur.
Pada 1983, Sharon mundur dari posisi Menteri Pertahanan. Hal ini didasari sikap pemerintah Israel yang menyatakan dirinya bertanggung jawab atas pembantaian kamp Sabra dan Shatila terhadap warga Palestina pada 1982.
Terlepas dari keputusannya mengundurkan diri, Sharon tetap mempertahankan pengaruhnya. Ia juga tetap berada di pemerintahan dan menjabat sejumlah posisi menteri.
Puncak kariernya terjadi ketika ditunjuk sebagai Perdana Menteri Israel tahun 2001. Ia menempati posisi ini hingga tahun 2006.
Memiliki riwayat mentereng di bidang militer dan pemerintahan Israel, Sharon justru dihadapkan kenyataan tragis menjelang akhir hayatnya. Singkatnya, ia menderita stroke dan sempat koma selama 8 tahun.
Pada akhirnya, Ariel Sharon meninggal dunia pada 11 Januari 2014. Ia menghembuskan napas terakhirnya di pusat medis Shaba Tel Aviv.
Lihat Juga :
tulis komentar anda