Warga Gaza Ungkap Horor Nyata Akibat Hujan Rudal-rudal Israel
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 05:30 WIB
Dia juga berbicara kepada komunitas internasional dengan mengatakan, “Selamatkan Gaza, kami sedang sekarat.”
Shehab Younis, seorang fotografer dan pembuat film, tinggal di kota Rafah, dekat perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Dia menggambarkan situasi kemanusiaan di sana “semakin akut”:
“Kondisi kehidupan kami telah memburuk secara signifikan setelah pemadaman listrik dan pasokan air. Untuk hari ketujuh pesawat Israel telah membom daerah permukiman kami, membunuh seluruh keluarga dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi entah ke mana,” papar dia.
Pemuda Palestina ini juga mencatat infrastruktur Jalur Gaza tidak dapat mengatasi bencana yang sedang berlangsung di bawah blokade total. Kamar mayat dan rumah sakit penuh dan sesak.
“Operasi IDF di Gaza meninggalkan banyak korban jiwa. Kamar mayat sudah tidak mampu lagi menampung mereka, terlalu banyak jenazah. Jumlah korban luka terus bertambah. Semua tempat tidur di rumah sakit kami terisi, yang terluka terpaksa berkerumun di koridor, dan antriannya sangat banyak. Mereka juga ditempatkan di unit perawatan intensif dan ruang operasi. Jadi, hal ini mengancam runtuhnya sistem layanan kesehatan. Tapi faktanya rumah sakit sewaktu-waktu bisa berhenti bekerja karena kekurangan listrik,” ungkap dia.
Selain itu, Shehab menyebutkan warga sipil di Gaza akan menghadapi kematian yang lambat dan menyakitkan tanpa bantuan kemanusiaan dan pembukaan koridor.
Dia menunjukkan, “Hal ini terjadi di hadapan seluruh dunia, namun belum ada yang mampu menemukan koridor pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Keterlambatan dalam menanggapi sinyal bahaya yang kami, masyarakat Gaza, kirimkan kemarin akan mengakibatkan daerah kantong tersebut berubah menjadi kuburan massal, di mana orang-orang akan meninggal karena pemboman dan perusakan, kelaparan, kekurangan air minum yang aman, atau karena penyebaran epidemi dan penyakit menular.”
Penduduk Jalur Gaza bahkan tidak bisa meninggalkan daerah kantong tersebut. Hanya ada dua pos pemeriksaan untuk keluar, Kerem Shalom ke Israel dan Rafah ke Mesir.
Blokade Total Gaza
Shehab Younis, seorang fotografer dan pembuat film, tinggal di kota Rafah, dekat perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Dia menggambarkan situasi kemanusiaan di sana “semakin akut”:
“Kondisi kehidupan kami telah memburuk secara signifikan setelah pemadaman listrik dan pasokan air. Untuk hari ketujuh pesawat Israel telah membom daerah permukiman kami, membunuh seluruh keluarga dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi entah ke mana,” papar dia.
Pemuda Palestina ini juga mencatat infrastruktur Jalur Gaza tidak dapat mengatasi bencana yang sedang berlangsung di bawah blokade total. Kamar mayat dan rumah sakit penuh dan sesak.
“Operasi IDF di Gaza meninggalkan banyak korban jiwa. Kamar mayat sudah tidak mampu lagi menampung mereka, terlalu banyak jenazah. Jumlah korban luka terus bertambah. Semua tempat tidur di rumah sakit kami terisi, yang terluka terpaksa berkerumun di koridor, dan antriannya sangat banyak. Mereka juga ditempatkan di unit perawatan intensif dan ruang operasi. Jadi, hal ini mengancam runtuhnya sistem layanan kesehatan. Tapi faktanya rumah sakit sewaktu-waktu bisa berhenti bekerja karena kekurangan listrik,” ungkap dia.
Selain itu, Shehab menyebutkan warga sipil di Gaza akan menghadapi kematian yang lambat dan menyakitkan tanpa bantuan kemanusiaan dan pembukaan koridor.
Dia menunjukkan, “Hal ini terjadi di hadapan seluruh dunia, namun belum ada yang mampu menemukan koridor pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Keterlambatan dalam menanggapi sinyal bahaya yang kami, masyarakat Gaza, kirimkan kemarin akan mengakibatkan daerah kantong tersebut berubah menjadi kuburan massal, di mana orang-orang akan meninggal karena pemboman dan perusakan, kelaparan, kekurangan air minum yang aman, atau karena penyebaran epidemi dan penyakit menular.”
Penduduk Jalur Gaza bahkan tidak bisa meninggalkan daerah kantong tersebut. Hanya ada dua pos pemeriksaan untuk keluar, Kerem Shalom ke Israel dan Rafah ke Mesir.
tulis komentar anda