Kengerian di Jalur Gaza, Rumah Sakit Berisiko Berubah Jadi Kamar Mayat

Kamis, 12 Oktober 2023 - 19:46 WIB
Tidak adanya koridor kemanusiaan mengakibatkan permasalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada rumah sakit. Dalam perang sebelumnya, ICRC dan PBB mampu mengamankan koridor untuk menyalurkan bantuan, namun Israel belum mengizinkan hal ini.

Mesir mengatakan pihaknya telah berusaha mengatur pengiriman bantuan melalui penyeberangan Gaza, namun hal ini menjadi sulit karena pemboman Israel di wilayah tersebut.

Serangan udara tersebut membuat orang-orang memenuhi rumah sakit untuk berlindung, karena mereka percaya bahwa mereka lebih aman di sana dibandingkan di wilayah lain di Jalur Gaza.



Dr Justin Dalby, yang telah bekerja di Gaza selama enam bulan dengan badan amal kemanusiaan Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban luka "sangat besar".

Dia mengatakan terjadi kekerasan terus-menerus ketika penghancuran terus terjadi di mana-mana siang atau malam.

“Kalau listrik rumah sakit padam berarti mati lampu. Peralatan monitoring, penyaluran oksigen, ventilator mekanik, ruang operasi, dan peralatan bedah yang membutuhkan listrik tidak bisa berfungsi lagi,” ujarnya.

Hamas menyandera sekitar 150 warga Israel ke Gaza dalam serangan mematikannya di Israel selatan pada akhir pekan yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang.

"Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada hidran air yang akan dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai korban penculikan bebas," kata Menteri Energi Israel Israel Katz.

Israel menghentikan pasokan ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada hari Sabtu.

Lebih dari 1.300 orang telah terbunuh di Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara pada hari Sabtu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Sebanyak 5.339 orang lainnya terluka.

Sementara itu, badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan lebih dari 338.000 orang telah mengungsi, sebagian besar berlindung di rumah sakit dan sekolah-sekolah PBB.



Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More