5 Fakta Mohammed Deif, Komandan Genius Perancang Operasi Badai al-Aqsa Terhadap Israel
Kamis, 12 Oktober 2023 - 00:07 WIB
Deif berarti “tamu” dalam bahasa Arab dan mengacu pada praktik militan Palestina yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain agar tidak terdeteksi oleh intelijen Israel.
Terlahir sebagai Mohammed Diab Ibrahim al-Masri sekitar tahun 1960-an, Deif dibesarkan di kamp pengungsi Palestina di Khan Younis di Gaza dan berasal dari keluarga miskin, menurut surat kabar berbahasa Arab Asharq Al-Awsat. Dia harus meninggalkan sekolah untuk sementara waktu untuk membantu keuangan keluarganya, memegang beberapa pekerjaan mulai dari sopir hingga bekerja di peternakan unggas.
Ketika Hamas dibentuk pada akhir tahun 1980-an untuk memerangi pendudukan Israel di Gaza, Deif sudah berusia 20-an tahun. Harian Asharq Al-Awsat menyebutkan Deif bergabung dengan Hamas pada akhir tahun 1987, sebelum kembali kuliah dan mendapatkan gelarnya pada tahun 1988 setelah lulus dari Universitas Islam Gaza.
Dia, yang berkomitmen penuh pada tujuan Hamas untuk "menghancurkan Israel dengan peperangan dan mendirikan negara Palestina", dengan cepat naik pangkat sebagai anak didik pemimpin pembuat bom yang ditakuti Israel; Yehya Ayyash, yang juga dikenal sebagai "The Engineer".
Ayyash disalahkan atas serangkaian pengeboman bus yang mematikan di Israel pada awal tahun 1990-an. Setelah pembunuhannya oleh Israel pada tahun 1996, terjadi lagi pengeboman bus. Deif kemudian dituduh mendalangi serangan sebagai balas dendam, bersama dengan banyak orang lainnya terhadap warga Israel.
Deif dilaporkan terlibat dalam pembuatan roket dasar pertama Hamas dan telah berjasa merancang roket Qassam, lebih dari 3.000 roket ditembakkan pada hari Sabtu saja. Jumlah persenjataan roket Hamas kini mencapai puluhan ribu, menurut The Financial Times.
Pada tahun 2021, Hamas mengerahkan banyak roket dalam upaya untuk membanjiri sistem pertahanan udara Israel, yang hampir kehabisan amunisi sebelum gencatan senjata, yang menunjukkan kemampuan untuk terus berkembang seiring dengan pencapaian teknologi militer Israel.
Deif juga dikenal sebagai orang di balik terowongan bawah tanah di Gaza, yang digunakan untuk menyelundupkan senjata, bahan bakar dan barang-barang lainnya dari Mesir. Menurut BBC, dia diperkirakan menghabiskan sebagian besar waktunya di terowongan ini, menghindari militer Israel dan mengarahkan operasi rahasia Hamas.
Terlahir sebagai Mohammed Diab Ibrahim al-Masri sekitar tahun 1960-an, Deif dibesarkan di kamp pengungsi Palestina di Khan Younis di Gaza dan berasal dari keluarga miskin, menurut surat kabar berbahasa Arab Asharq Al-Awsat. Dia harus meninggalkan sekolah untuk sementara waktu untuk membantu keuangan keluarganya, memegang beberapa pekerjaan mulai dari sopir hingga bekerja di peternakan unggas.
2. Anak Didik Pembuat Bom yang Ditakuti Israel
Ketika Hamas dibentuk pada akhir tahun 1980-an untuk memerangi pendudukan Israel di Gaza, Deif sudah berusia 20-an tahun. Harian Asharq Al-Awsat menyebutkan Deif bergabung dengan Hamas pada akhir tahun 1987, sebelum kembali kuliah dan mendapatkan gelarnya pada tahun 1988 setelah lulus dari Universitas Islam Gaza.
Dia, yang berkomitmen penuh pada tujuan Hamas untuk "menghancurkan Israel dengan peperangan dan mendirikan negara Palestina", dengan cepat naik pangkat sebagai anak didik pemimpin pembuat bom yang ditakuti Israel; Yehya Ayyash, yang juga dikenal sebagai "The Engineer".
Ayyash disalahkan atas serangkaian pengeboman bus yang mematikan di Israel pada awal tahun 1990-an. Setelah pembunuhannya oleh Israel pada tahun 1996, terjadi lagi pengeboman bus. Deif kemudian dituduh mendalangi serangan sebagai balas dendam, bersama dengan banyak orang lainnya terhadap warga Israel.
Deif dilaporkan terlibat dalam pembuatan roket dasar pertama Hamas dan telah berjasa merancang roket Qassam, lebih dari 3.000 roket ditembakkan pada hari Sabtu saja. Jumlah persenjataan roket Hamas kini mencapai puluhan ribu, menurut The Financial Times.
Pada tahun 2021, Hamas mengerahkan banyak roket dalam upaya untuk membanjiri sistem pertahanan udara Israel, yang hampir kehabisan amunisi sebelum gencatan senjata, yang menunjukkan kemampuan untuk terus berkembang seiring dengan pencapaian teknologi militer Israel.
3. Sosok di Balik Terowongan Gaza
Deif juga dikenal sebagai orang di balik terowongan bawah tanah di Gaza, yang digunakan untuk menyelundupkan senjata, bahan bakar dan barang-barang lainnya dari Mesir. Menurut BBC, dia diperkirakan menghabiskan sebagian besar waktunya di terowongan ini, menghindari militer Israel dan mengarahkan operasi rahasia Hamas.
tulis komentar anda