Sejarah Singkat Penderitaan Jalur Jalur Gaza Selama 75 Tahun
Rabu, 11 Oktober 2023 - 15:11 WIB
2000 - Intifada Palestina Kedua
Pada tahun 2000, hubungan Israel-Palestina merosot ke titik terendah baru dengan pecahnya intifada Palestina kedua. Hal ini mengawali periode bom bunuh diri dan serangan penembakan oleh warga Palestina, serta serangan udara Israel, penghancuran, zona larangan bepergian, dan jam malam.Salah satu korbannya adalah Bandara Internasional Jalur Gaza, yang merupakan simbol kegagalan harapan Palestina akan kemandirian ekonomi dan satu-satunya hubungan langsung Palestina dengan dunia luar yang tidak dikontrol oleh Israel atau Mesir. Dibuka pada tahun 1998, Israel menganggapnya sebagai ancaman keamanan dan menghancurkan antena radar serta landasan pacu beberapa bulan setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Korban lainnya adalah industri perikanan di Jalur Gaza, yang merupakan sumber pendapatan bagi puluhan ribu orang. Zona penangkapan ikan di Jalur Gaza dikurangi oleh Israel, sebuah pembatasan yang menurut Israel diperlukan untuk menghentikan penyelundupan senjata oleh kapal-kapal.
2005 - Israel Mengevakuasi Permukimannya di Jalur Gaza
Pada bulan Agustus 2005 Israel mengevakuasi seluruh pasukan dan pemukimnya dari Jalur Gaza, yang pada saat itu sepenuhnya dipagari dari dunia luar oleh Israel.
Warga Palestina merobohkan bangunan dan infrastruktur yang ditinggalkan untuk dijadikan barang bekas. Penghapusan permukiman menyebabkan kebebasan bergerak yang lebih besar di Jalur Gaza, dan “ekonomi terowongan” berkembang pesat ketika kelompok-kelompok bersenjata, penyelundup dan pengusaha dengan cepat menggali sejumlah terowongan ke Mesir.
Namun penarikan tersebut juga menghapuskan pabrik-pabrik pemukiman, rumah kaca dan bengkel-bengkel yang mempekerjakan sebagian warga Gaza.
2006 - Isolasi di Bawah Hamas
Pada tahun 2006, Hamas meraih kemenangan mengejutkan dalam pemilihan parlemen Palestina dan kemudian menguasai penuh Jalur Gaza, menggulingkan kekuatan yang setia kepada penerus Arafat, Presiden Mahmoud Abbas.
Banyak komunitas internasional menghentikan bantuan kepada warga Palestina di wilayah yang dikuasai Hamas itu karena mereka menganggap kelompok perlawanan itu sebagai organisasi teroris.
tulis komentar anda