Puasa Ramadhan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Tangkal Virus

Kamis, 30 April 2020 - 07:34 WIB
Sejumlah pekerja restoran mengenakan pakaian pelindung saat mereka menjual makananberbuka puasa selama bulan Ramadan di tengah kekhawatiran terhadap penyakit corona virus(Covid-19), di Dhaka, Bangladesh, kemarin. Foto/Reuters
KUALA LUMPUR - Umat muslim di seluruh dunia menunaikan ibadah puasa Ramadhan di tengah wabah virus corona Covid-19. Meski Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya mengingat banyak masjid ditutup, ahli kesehatan mengatakan puasa memiliki sejumlah manfaat dalam menangkal virus.

Puasa dikatakan para ahli kesehatan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menilik sejarah, warga Mesir pada zaman dulu sering melaksanakan puasa dalam jangka waktu tertentu untuk menangkal penyakit. Praktik tersebut juga banyak dilakukan umat Kristen dan Yahudi dalam ritual keagamaan mereka.

Zaman sekarang, berbagai studi menunjukkan puasa memberikan banyak manfaat kesehatan. Salah satunya meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengurangi inflamasi di dalam sel-sel tubuh. Sebab, dengan puasa, tubuh berada dalam mode hemat energi menyusul sedikitnya nutrisi yang berada dalam tubuh.

“Untuk menghemat energi, tubuh akan mendaur ulang sel-sel yang rusak atau tua yang kemudian akan menciptakan sel yang lebih sehat ketika waktu puasa berakhir,” ujar Dr Amir Khan, dikutip Alzajeera. “Sel-sel tersebut bergerak lebih cepat dan lebih efisien dalam melawan infeksi yang menjangkiti tubuh kita.”

Faktor kunci lainnya yang membedakan puasa dengan diet biasa ialah pantangan air minum. Sesuai hasil studi, orang yang tidak minum selama 12 hingga 24 jam berisiko lebih tinggi mengalami penurunan daya tahan tubuh dan terjangkit penyakit, tapi setelah makan atau minum, daya tahan tubuh akan meningkat tajam.



Studi tersebut tidak dilakukan selama Ramadan, tapi puasa sunah. Hasil studi juga berbeda-beda di setiap tempat, tergantung usia, cuaca, dan kebiasaan makan. Namun, secara umum, puasa selama 12 jam memberikan keuntungan. Dalam Islam, orang sakit juga tidak diwajibkan puasa sebagaimana orang sehat.

“Ramadhan kali ini jatuh di tengah wabah Covid-19. Saya sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada akhir Ramadhan untuk melihat lebih jauh manfaat puasa terhadap tubuh manusia,” kata Dr Amir. “Saya juga tidak akan melepaskan fakta bahwa kita jadi rajin cuci tangan dan menjaga kebersihan tubuh.”

Senada dengan Dr Amir, Dr Salman Waqar dari University of Oxford mengatakan umat muslim dapat melalui Ramadhan kali ini tanpa hambatan, sekalipun jatuh di tengah wabah Covid-19. Dr Salman merupakan anggota British Islamic Medical Association yang menerbitkan panduan puasa di tengah Covid-19.

“Dalam banyak kasus, orang yang sehat akan mampu menjalani puasa tanpa hambatan,” kata Dr Salman, dilansir RFERL. Seperti disampaikan dalam ajaran Islam, Dr Salman menganjurkan orang sakit, orang tua, dan orang yang bepergian jauh untuk tidak memaksakan diri berpuasa jika tidak merasa nyaman.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More