Meski Berseteru, AS Akan Terus Gunakan Stasiun Luar Angkasa Rusia
Jum'at, 06 Oktober 2023 - 21:35 WIB
BAKU - Badan antariksa Amerika Serikat (AS), NASA , tidak berniat untuk memutuskan kerja sama dengan Rusia dalam ekspedisi berawak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hal itu diungkapkan oleh pejabat senior NASA, Sean Fuller.
"Mampu menggunakan pesawat ruang angkasa satu sama lain membuat eksplorasi lebih aman bagi semua orang," menurut Fuller seperti dilansir dari RT, Jumat (6/10/2023).
TASS bertemu dengan pejabat antariksa veteran tersebut, yang sebelumnya mengepalai kantor Program Penerbangan Luar Angkasa Manusia NASA di Moskow, di sela-sela Kongres Astronautika Internasional ke-74 minggu ini di Baku, Azerbaijan.
Fuller mengatakan dia melihat tidak ada alasan bagi para astronot untuk berhenti menggunakan pesawat luar angkasa Soyuz Rusia.
NASA dan mitranya dari Rusia, Roscosmos, memiliki perjanjian yang memungkinkan mereka menggunakan kapsul satu sama lain. Selama hampir satu dekade setelah menghentikan program Pesawat Ulang-alik, AS hanya mengandalkan penerbangan Soyuz Rusia untuk merotasi awak ISS.
Setelah tahun 2020, ketika pesawat Crew Dragon yang dipiloti diizinkan untuk misi berawak, kedua pihak kembali ke skema berbagi perjalanan. Perjanjian ini terakhir diperbaharui pada Juli 2022, meskipun hubungan antara Moskow dan Washington memburuk karena konflik Ukraina.
Fuller menekankan bahwa kerja sama AS-Rusia bisa menjadi penting jika ISS menghadapi keadaan darurat yang memerlukan evakuasi cepat.
"Anggota ekspedisi dapat menggunakan pesawat luar angkasa mana pun yang berlabuh untuk kembali ke rumah," jelasnya.
Kapsul SpaseX Endurance saat ini berada di orbit, telah mengantarkan empat penumpang, termasuk Konstantin Borisov dari Rusia, ke stasiun tersebut pada akhir Agustus. Ini adalah misi ketiga untuk kapsul yang dapat digunakan kembali.
Soyuz MS-23 adalah pesawat luar angkasa terbaru yang membawa kembali awak ISS ke Bumi, termasuk astronot Loral O’Hara. Pesawat itu mendarat pada akhir September lalu.
Fuller saat ini bekerja sebagai Manajer Mitra Internasional NASA untuk Program Gateway, sebuah proyek untuk membangun stasiun luar angkasa yang mengorbit Bulan untuk memfasilitasi misi lebih lanjut di luar lingkungan terdekat Bumi.
"Mampu menggunakan pesawat ruang angkasa satu sama lain membuat eksplorasi lebih aman bagi semua orang," menurut Fuller seperti dilansir dari RT, Jumat (6/10/2023).
TASS bertemu dengan pejabat antariksa veteran tersebut, yang sebelumnya mengepalai kantor Program Penerbangan Luar Angkasa Manusia NASA di Moskow, di sela-sela Kongres Astronautika Internasional ke-74 minggu ini di Baku, Azerbaijan.
Fuller mengatakan dia melihat tidak ada alasan bagi para astronot untuk berhenti menggunakan pesawat luar angkasa Soyuz Rusia.
NASA dan mitranya dari Rusia, Roscosmos, memiliki perjanjian yang memungkinkan mereka menggunakan kapsul satu sama lain. Selama hampir satu dekade setelah menghentikan program Pesawat Ulang-alik, AS hanya mengandalkan penerbangan Soyuz Rusia untuk merotasi awak ISS.
Setelah tahun 2020, ketika pesawat Crew Dragon yang dipiloti diizinkan untuk misi berawak, kedua pihak kembali ke skema berbagi perjalanan. Perjanjian ini terakhir diperbaharui pada Juli 2022, meskipun hubungan antara Moskow dan Washington memburuk karena konflik Ukraina.
Fuller menekankan bahwa kerja sama AS-Rusia bisa menjadi penting jika ISS menghadapi keadaan darurat yang memerlukan evakuasi cepat.
Baca Juga
"Anggota ekspedisi dapat menggunakan pesawat luar angkasa mana pun yang berlabuh untuk kembali ke rumah," jelasnya.
Kapsul SpaseX Endurance saat ini berada di orbit, telah mengantarkan empat penumpang, termasuk Konstantin Borisov dari Rusia, ke stasiun tersebut pada akhir Agustus. Ini adalah misi ketiga untuk kapsul yang dapat digunakan kembali.
Soyuz MS-23 adalah pesawat luar angkasa terbaru yang membawa kembali awak ISS ke Bumi, termasuk astronot Loral O’Hara. Pesawat itu mendarat pada akhir September lalu.
Fuller saat ini bekerja sebagai Manajer Mitra Internasional NASA untuk Program Gateway, sebuah proyek untuk membangun stasiun luar angkasa yang mengorbit Bulan untuk memfasilitasi misi lebih lanjut di luar lingkungan terdekat Bumi.
(ian)
tulis komentar anda