5 Fakta Permusuhan Pemerintah Turki dan Pemberontak PKK
Selasa, 03 Oktober 2023 - 22:05 WIB
Sebuah peluncur roket RPO-A Shmel buatan Rusia ditemukan di lokasi kejadian.
Foto/Reuters
Sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan PKK, yang mengklaim mereka berada di balik ledakan tersebut. Demikian dilaporkan kantor berita pro-Kurdi ANF
Dikatakan bahwa tim yang berafiliasi dengan “Brigade of Immortals” kelompok bersenjata Kurdi berada di balik serangan itu, yang merupakan “tindakan pertahanan yang sah” terhadap pemerintah Turki, yang dituduh menginjak-injak hak-hak rakyat Kurdi.
Pernyataan yang disampaikan oleh ANF selanjutnya mengatakan bahwa waktu dan lokasi serangan dimaksudkan untuk dilakukan sesaat sebelum pembukaan Parlemen setelah reses musim panas.
Antara lain, parlemen Turki diperkirakan akan segera membahas ratifikasi aksesi Swedia ke NATO. Turki, anggota NATO, menuntut Swedia menindak “separatis Kurdi” di wilayahnya sebagai syarat untuk meratifikasi perjanjian tersebut.
Pernyataan tersebut mengklaim penyerangan tersebut berhasil dan mencapai tujuannya, meski pelaku gagal melewati gerbang kementerian.
Fakta bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 09:30 pada hari Minggu ketika jalanan hampir kosong memberi petunjuk bahwa warga sipil mungkin bukan sasarannya.
2. Serangan Dilaksanakan oleh Brigade of Immortals
Foto/Reuters
Sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan PKK, yang mengklaim mereka berada di balik ledakan tersebut. Demikian dilaporkan kantor berita pro-Kurdi ANF
Dikatakan bahwa tim yang berafiliasi dengan “Brigade of Immortals” kelompok bersenjata Kurdi berada di balik serangan itu, yang merupakan “tindakan pertahanan yang sah” terhadap pemerintah Turki, yang dituduh menginjak-injak hak-hak rakyat Kurdi.
Pernyataan yang disampaikan oleh ANF selanjutnya mengatakan bahwa waktu dan lokasi serangan dimaksudkan untuk dilakukan sesaat sebelum pembukaan Parlemen setelah reses musim panas.
Antara lain, parlemen Turki diperkirakan akan segera membahas ratifikasi aksesi Swedia ke NATO. Turki, anggota NATO, menuntut Swedia menindak “separatis Kurdi” di wilayahnya sebagai syarat untuk meratifikasi perjanjian tersebut.
Pernyataan tersebut mengklaim penyerangan tersebut berhasil dan mencapai tujuannya, meski pelaku gagal melewati gerbang kementerian.
Fakta bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 09:30 pada hari Minggu ketika jalanan hampir kosong memberi petunjuk bahwa warga sipil mungkin bukan sasarannya.
tulis komentar anda