Profil PM Arab Saudi, Mohammad bin Salman Al Saud yang Menghadapi Berbagai Kritikan
Selasa, 03 Oktober 2023 - 15:45 WIB
RIYADH - Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman al Saud kini tengah menghadapi berbagai tantangan dan kritik oleh sejumlah kalangan. Terutama berkaitan dengan isu-isu seperti hak asasi manusia, perang di Yaman, hingga pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Meskipun menghadapi tekanan internasional, PM Arab Saudi tetap berkomitmen untuk melanjutkan agenda reformasi yang dikenal sebagai Visi 2030. Ia selalu berusaha menumbuh kembangkan tanah Arab menjadi wilayah yang maju dan disegani oleh negara-negara di dunia.
Berbagai kebijakan yang telah dikeluarkannya itu menumbuhkan pro kontra dalam masyarakatnya hingga beberapa negara di dunia. Oleh karena itu, banyak juga di antara mereka yang ingin mengetahui latar belakang maupun profil dari PM Arab Saudi yang satu ini.
Karier di pemerintahan dimulai sejak tahun 2009 ketika ia ditunjuk sebagai penasihat khusus Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Kemudian ia beralih jabatan pada tahun 2011 dan 2013 dengan menjadi Dewan Ahli dan Kepala Kerajaan.
Setelah sang ayah naik tahta menjadi seorang Raja Arab Saudi, kariernya pun naik drastis. Mohammed bin Salman pun kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan hingga Sekretaris Jenderal Istana Kerajaan.
Pada tahun 2017 ia diangkat sebagai Putra Mahkota Kerajaan menyusul semua keputusan ayahnya untuk mencopot Pangeran Mohammed bin Nayef dari semua jabatan. Pada tahun 2022, ia diangkat menjadi Perdana Menteri, sebuah jabatan yang biasanya dipegang oleh Raja.
Selama menjadi Perdana Menteri dan Putra Mahkota, ia telah dikaitkan dengan banyak perubahan di Arab Saudi. Misalnya mengizinkan perempuan untuk mengemudi, memegang paspor mereka sendiri dan bergerak secara mandiri, pembukaan (kembali) bioskop dan penyelenggaraan konser pop, hingga tindakan keras terhadap korupsi.
Di sisi lain, sebagai Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan “Visi 2030”, sebuah rencana multi-tahun yang komprehensif untuk masa depan Arab Saudi.
Rencana ambisius tersebut bertujuan untuk merevitalisasi perekonomian Saudi dengan memperkuat Kerajaan Saudi sebagai pusat investasi global, dan beralih dari ketergantungan pada minyak sebagai sumber pendapatan nasional terbesar.
Hal ini juga berupaya untuk memperkuat efisiensi pemerintah dan mendukung “Arab Saudi yang toleran, berkembang, dan stabil yang memberikan peluang bagi semua.” Sebagian besar upaya yang dilakukan oleh Mohammed bin Salman Al Saud kini banyak mendapat dukungan dari beberapa negara di dunia.
Meskipun menghadapi tekanan internasional, PM Arab Saudi tetap berkomitmen untuk melanjutkan agenda reformasi yang dikenal sebagai Visi 2030. Ia selalu berusaha menumbuh kembangkan tanah Arab menjadi wilayah yang maju dan disegani oleh negara-negara di dunia.
Berbagai kebijakan yang telah dikeluarkannya itu menumbuhkan pro kontra dalam masyarakatnya hingga beberapa negara di dunia. Oleh karena itu, banyak juga di antara mereka yang ingin mengetahui latar belakang maupun profil dari PM Arab Saudi yang satu ini.
Profil Mohammed bin Salman Al Saud
Mohammed bin Salman Al Saud lahir pada 31 Agustus 1985 di Riyadh, Arab Saudi. Ia adalah putra ketujuh dan anak kedelapan dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan istrinya yang ketiga, Fahda bint Falah Al Hithlain.Karier di pemerintahan dimulai sejak tahun 2009 ketika ia ditunjuk sebagai penasihat khusus Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Kemudian ia beralih jabatan pada tahun 2011 dan 2013 dengan menjadi Dewan Ahli dan Kepala Kerajaan.
Setelah sang ayah naik tahta menjadi seorang Raja Arab Saudi, kariernya pun naik drastis. Mohammed bin Salman pun kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan hingga Sekretaris Jenderal Istana Kerajaan.
Pada tahun 2017 ia diangkat sebagai Putra Mahkota Kerajaan menyusul semua keputusan ayahnya untuk mencopot Pangeran Mohammed bin Nayef dari semua jabatan. Pada tahun 2022, ia diangkat menjadi Perdana Menteri, sebuah jabatan yang biasanya dipegang oleh Raja.
Selama menjadi Perdana Menteri dan Putra Mahkota, ia telah dikaitkan dengan banyak perubahan di Arab Saudi. Misalnya mengizinkan perempuan untuk mengemudi, memegang paspor mereka sendiri dan bergerak secara mandiri, pembukaan (kembali) bioskop dan penyelenggaraan konser pop, hingga tindakan keras terhadap korupsi.
Di sisi lain, sebagai Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan “Visi 2030”, sebuah rencana multi-tahun yang komprehensif untuk masa depan Arab Saudi.
Rencana ambisius tersebut bertujuan untuk merevitalisasi perekonomian Saudi dengan memperkuat Kerajaan Saudi sebagai pusat investasi global, dan beralih dari ketergantungan pada minyak sebagai sumber pendapatan nasional terbesar.
Hal ini juga berupaya untuk memperkuat efisiensi pemerintah dan mendukung “Arab Saudi yang toleran, berkembang, dan stabil yang memberikan peluang bagi semua.” Sebagian besar upaya yang dilakukan oleh Mohammed bin Salman Al Saud kini banyak mendapat dukungan dari beberapa negara di dunia.
(ahm)
tulis komentar anda