Mirip Era Stalin, Rusia Kerahkan Pasukan Storm-Z ke Medan Perang Ukraina

Selasa, 03 Oktober 2023 - 14:03 WIB
Orang-orang yang diwawancarai mengatakan pasukan tersebut juga menggabungkan narapidana yang secara sukarela berperang dengan imbalan janji pengampunan, dan tentara reguler yang dihukum karena pelanggaran disiplin.

Pasukan Storm-Z berguna bagi Kementerian Pertahanan Rusia karena mereka dapat dikerahkan sebagai infanteri yang dapat dibuang, menurut Conflict Intelligence Team, sebuah organisasi independen yang memantau perang di Ukraina.

"Petempur Storm hanya dikirim ke bagian paling berbahaya di garis depan, untuk bertahan dan menyerang,” kata kelompok yang didirikan di Rusia itu kepada Reuters.

Meskipun Kementerian Pertahanan Rusia tidak pernah mengakui pembentukan unit Storm-Z, laporan pertama mengenai keberadaan unit tersebut muncul pada bulan April ketika Institute for the Study of War (ISW), sebuah lembaga think tank yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengutip apa yang disebut sebagai bocoran dari laporan militer Rusia tentang pembentukan regu tersebut.

Reuters tidak dapat menentukan berapa total tentara yang bertugas di unit tersebut, meskipun wawancara dengan orang-orang yang mengetahui masalah itu menunjukkan setidaknya beberapa ratus pertempur Storm-Z saat ini dikerahkan di garis depan.

Wagner memiliki sekitar 25.000 petempur yang terlibat dalam perang di Ukraina, kata mendiang pemimpinnya Yevgeny Prigozhin pada saat pemberontakannya pada bulan Juni.

Presiden Vladimir Putin mengakyi peran narapidana yang bertempur di tentara reguler dalam sebuah pertemuan yang disiarkan televisi dengan sekelompok kecil prajurit reguler Rusia pada Jumat pekan lalu.

“Mereka memberikan nyawanya demi tanah air dan telah sepenuhnya melepaskan diri dari kesalahan mereka,” kata Putin, seraya menambahkan bahwa keluarga para narapidana akan diberikan bantuan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Ada preseden sejarah mengenai pelanggar militer yang dimasukkan ke dalam unit tempur; pada tahun 1942, ketika Tentara Merah mundur dari serangan Nazi, pemimpin Soviet Josef Stalin memerintahkan tentara yang panik atau meninggalkan pos mereka ke dalam "batalion napi" yang dikerahkan ke bagian paling berbahaya di garis depan, sesuai dengan dekrit yang ditandatanganinya.

Pemerintah Ukraina mengatakan pihaknya juga akan membebaskan beberapa narapidana jika mereka setuju untuk ikut berperang.

Storm-Z adalah istilah tidak resmi yang digunakan oleh pasukan Rusia, menggabungkan istilah pasukan penyerang dengan huruf Z, yang diadopsi oleh militer sebagai simbol invasi mereka ke Ukraina.

Artyom Shchikin, pria berusia 29 tahun asal wilayah Mordovia di Rusia tengah, menjalani hukuman 2 tahun penjara karena perampokan yang dijatuhkan pada bulan Desember 2021 ketika perekrut Kementerian Pertahanan datang ke penjaranya menanyakan apakah narapidana ingin pergi dan berperang di Ukraina. Itu diungkap dua kerabatnya.

Dia mendaftar karena, meskipun dia dijadwalkan untuk dibebaskan pada bulan Desember tahun ini, dia ingin menghapus catatan kriminalnya dan mendapatkan uang agar keluarganya dapat merenovasi rumah mereka, kata anggota keluarganya.

Tiga petempur Storm-Z mengatakan mereka ditawari gaji sekitar 200.000 rubel (lebih dari Rp31 juta) per bulan, meskipun rata-rata mereka dibayar setengah dari jumlah tersebut.

Pada bulan Mei tahun ini, Shchikin ditugaskan ke unit napi dalam Garda Resimen Senapan Bermotor ke-291 dan dikerahkan ke wilayah Zaporizhzhia di Ukraina selatan, tempat pasukan Kyiv mencoba menerobos pertahanan Rusia.

Vladimir Rogov, seorang pejabat di pemerintahan yang dibentuk Rusia di Zaporizhzhia yang memberikan informasi terkini secara online tentang konflik tersebut, telah memposting di Telegram bahwa resimen ke-291 bertempur di wilayah tersebut sepanjang musim panas. Rogov tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Kerabat Shchikin terakhir mendengar kabar darinya pada 18 Juni.

Beberapa hari kemudian, posisi unitnya mendapat serangan dari Ukraina, kata kerabatnya, mengutip percakapan dengan dua orang yang selamat dari pasukan Shchikin. Tiga rekannya yang berada di parit bersamanya tewas, satu lagi tangannya robek, dan Shchikin sendiri hilang. Dia hingga kin belum ditemukan.

Kerabat Shchikin mengatakan ketika mereka meminta jawaban dari Kementerian Pertahanan tentang nasibnya, mereka tidak menjawab atau tidak memberikan jawaban pasti.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More