AS Ingin Tukar Tawanan dan Cairkan Uang Iran Rp92 Triliun
Selasa, 12 September 2023 - 08:20 WIB
Mengutip laporan NBC News, Selasa (12/9/2023), negosiasi pertukaran tahanan terendus sejak Februari, dan para pejabat AS telah mengakui kesepakatan tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
“Mengizinkan dana ini ditransfer dari rekening terbatas Iran yang disimpan di Korea Selatan ke rekening di Qatar untuk perdagangan kemanusiaan diperlukan untuk memfasilitasi pembebasan warga negara AS ini,” bunyi laporan Departemen Luar Negeri AS.
“Namun, transfer ini hanya akan memberikan manfaat terbatas kepada Iran, karena dana tersebut hanya dapat digunakan untuk perdagangan kemanusiaan setelah ditransfer ke rekening tujuan.”
Kesepakatan itu telah mendapat kecaman keras dari anggota Partai Republik di Kongres dan kelompok skeptis lainnya, yang mengatakan bahwa pemerintah Biden memberikan penghargaan kepada Iran karena memenjarakan warga Amerika yang tidak bersalah dan hal itu hanya akan mendorong rezim Teheran untuk menahan lebih banyak orang asing.
Pengaturan pertukaran tahanan serupa pada masa pemerintahan Barack Obama, di mana Iran diberi akses terhadap dana yang diblokir, juga mendapat kritik tajam.
Segera setelah pemerintah Biden memberi tahu Kongres pada hari Senin, Senator Partai Republik Chuck Grassley dari Iowa mengecam keputusan tersebut, dan menyebutnya “konyol” bahwa AS “diperas agar membayar USD6 miliar untuk sandera".
Senator Partai Republik Tom Cotton dari Arkansas menuduh Presiden Joe Biden membayar “tebusan” kepada Iran pada peringatan serangan teror 11 September 2001, dan mengatakan bahwa presiden “menodai hari ini".
Namun para pendukung pemerintah mengatakan Gedung Putih harus menggunakan pengaruhnya untuk menjamin kebebasan warga Amerika yang dipenjara, yang telah berada di balik jeruji besi selama bertahun-tahun.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan tuduhan spionase terhadap tahanan AS tidak berdasar.
Iran menolak tuduhan tersebut dan mengatakan semua tahanan asing diperlakukan sesuai dengan hukum negaranya.
“Mengizinkan dana ini ditransfer dari rekening terbatas Iran yang disimpan di Korea Selatan ke rekening di Qatar untuk perdagangan kemanusiaan diperlukan untuk memfasilitasi pembebasan warga negara AS ini,” bunyi laporan Departemen Luar Negeri AS.
“Namun, transfer ini hanya akan memberikan manfaat terbatas kepada Iran, karena dana tersebut hanya dapat digunakan untuk perdagangan kemanusiaan setelah ditransfer ke rekening tujuan.”
Kesepakatan itu telah mendapat kecaman keras dari anggota Partai Republik di Kongres dan kelompok skeptis lainnya, yang mengatakan bahwa pemerintah Biden memberikan penghargaan kepada Iran karena memenjarakan warga Amerika yang tidak bersalah dan hal itu hanya akan mendorong rezim Teheran untuk menahan lebih banyak orang asing.
Pengaturan pertukaran tahanan serupa pada masa pemerintahan Barack Obama, di mana Iran diberi akses terhadap dana yang diblokir, juga mendapat kritik tajam.
Segera setelah pemerintah Biden memberi tahu Kongres pada hari Senin, Senator Partai Republik Chuck Grassley dari Iowa mengecam keputusan tersebut, dan menyebutnya “konyol” bahwa AS “diperas agar membayar USD6 miliar untuk sandera".
Senator Partai Republik Tom Cotton dari Arkansas menuduh Presiden Joe Biden membayar “tebusan” kepada Iran pada peringatan serangan teror 11 September 2001, dan mengatakan bahwa presiden “menodai hari ini".
Namun para pendukung pemerintah mengatakan Gedung Putih harus menggunakan pengaruhnya untuk menjamin kebebasan warga Amerika yang dipenjara, yang telah berada di balik jeruji besi selama bertahun-tahun.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan tuduhan spionase terhadap tahanan AS tidak berdasar.
Iran menolak tuduhan tersebut dan mengatakan semua tahanan asing diperlakukan sesuai dengan hukum negaranya.
tulis komentar anda