Benarkah Rusia Kekurangan Amunisi? 11 Juta Peluru Sudah Digunakan selama Perang di Ukraina
Sabtu, 09 September 2023 - 18:42 WIB
Pada bulan Mei, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan produksi senjata dan pasokan senjata ke garis depan di Ukraina akan sangat penting bagi keberhasilan apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus”.
Pada bulan Juli, Shoigu mengunjungi Korea Utara. Gedung Putih mengatakan Rusia saat ini sedang mencari bantuan dari Korea Utara untuk membantu mengisi kembali stok senjatanya, dan menambahkan bahwa negosiasi senjata antara Moskow dan Pyongyang secara aktif mengalami kemajuan.
Pejabat Barat tersebut mengatakan bahwa perundingan tersebut kemungkinan besar bertujuan untuk mengamankan artileri dan menunjukkan keputusasaan Moskow terhadap Ukraina.
“Pemerintah harus meminta bantuan mitra-mitra yang meragukan ini untuk mendukung invasi besar-besaran mereka ke Ukraina. Dan hal ini akan memakan banyak biaya karena Korea Utara akan memberikan banyak keuntungan,” kata pejabat itu.
Pejabat itu mengatakan perekonomian Rusia sendiri berada di bawah tekanan karena Moskow mengalihkan sumber dayanya ke Ukraina, meningkatkan belanja pertahanan dan mengurangi “belanja untuk hal-hal lain.”
“Hal ini kemudian memicu risiko kerusuhan sosial dengan latar belakang politik yang rapuh,” kata pejabat tersebut.
Pernyataan mengenai ketegangan di Rusia muncul ketika beberapa calon presiden AS dari Partai Republik mempertanyakan bantuan Amerika ke Ukraina, sehingga memicu kekhawatiran mengenai apakah Washington akan mempertahankan dukungannya setelah kampanye pemilu 2024 semakin intensif.
Pemerintah AS telah memberikan lebih dari USD43 miliar persenjataan dan bantuan militer lainnya ke Ukraina sejak invasi Rusia dimulai tahun lalu.
Pada bulan Juli, Shoigu mengunjungi Korea Utara. Gedung Putih mengatakan Rusia saat ini sedang mencari bantuan dari Korea Utara untuk membantu mengisi kembali stok senjatanya, dan menambahkan bahwa negosiasi senjata antara Moskow dan Pyongyang secara aktif mengalami kemajuan.
Pejabat Barat tersebut mengatakan bahwa perundingan tersebut kemungkinan besar bertujuan untuk mengamankan artileri dan menunjukkan keputusasaan Moskow terhadap Ukraina.
“Pemerintah harus meminta bantuan mitra-mitra yang meragukan ini untuk mendukung invasi besar-besaran mereka ke Ukraina. Dan hal ini akan memakan banyak biaya karena Korea Utara akan memberikan banyak keuntungan,” kata pejabat itu.
Pejabat itu mengatakan perekonomian Rusia sendiri berada di bawah tekanan karena Moskow mengalihkan sumber dayanya ke Ukraina, meningkatkan belanja pertahanan dan mengurangi “belanja untuk hal-hal lain.”
“Hal ini kemudian memicu risiko kerusuhan sosial dengan latar belakang politik yang rapuh,” kata pejabat tersebut.
Pernyataan mengenai ketegangan di Rusia muncul ketika beberapa calon presiden AS dari Partai Republik mempertanyakan bantuan Amerika ke Ukraina, sehingga memicu kekhawatiran mengenai apakah Washington akan mempertahankan dukungannya setelah kampanye pemilu 2024 semakin intensif.
Pemerintah AS telah memberikan lebih dari USD43 miliar persenjataan dan bantuan militer lainnya ke Ukraina sejak invasi Rusia dimulai tahun lalu.
(ahm)
tulis komentar anda