Produksi dan Ketahanan Antibodi, Tantangan Besar Pengembang Vaksin Covid-19
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 09:46 WIB
Jeffrey Arnold, seorang profesor mikrobiologi di Universitas Oxford Inggris dan mantan ahli di Sanofi Pasteur, mengatakan salah satu alasan kurangnya data adalah waktu. Dia menyebut, pengembangan dan pengujian vaksin Covid-19 potensial berkecepatan tinggi telah berlangsung selama hampir enam bulan, waktu yang terbilang sangat singkat.
Dia dan para ahli vaksin dan imunologi lainnya juga mengatakan tidak harus mengikuti bahwa memudarnya kekebalan pada kasus alami infeksi Covid-19 akan sama dengan respons imun yang diinduksi-vaksin.
(Baca: RI-China Pastikan Ketersediaan Bahan untuk Pengembangan Vaksin Covid-19 )
"Jika kami bisa, kami ingin memperbaiki sifat. Dengan vaksin, tentu saja, kami tidak menginfeksi virus secara langsung, tetapi kami menghadirkan protein permukaan yang dikirim oleh vektor yang berbeda, atau dibuat di laboratorium dan disuntikkan ke lengan, sehingga tujuan yang ideal adalah untuk lakukan lebih baik daripada infeksi itu sendiri dengan membuat kekebalan vaksin lebih kuat daripada yang alami," ujarnya.
Griffin mengatakan, satu pendekatan mungkin bahwa ketika vaksin yang layak dikembangkan, pihak berwenang harus mempertimbangkan untuk mendapatkan suntikan penguat kepada jutaan orang secara berkala, atau bahkan menggabungkan dua atau lebih jenis vaksin pada setiap orang untuk memperoleh perlindungan terbaik.
Namun, secara praktis, itu menghadirkan tantangan besar. "Memberikan seluruh dunia bahkan satu dosis vaksin adalah satu hal. Memberi mereka banyak dosis adalah hal lain," tukasnya.
Dia dan para ahli vaksin dan imunologi lainnya juga mengatakan tidak harus mengikuti bahwa memudarnya kekebalan pada kasus alami infeksi Covid-19 akan sama dengan respons imun yang diinduksi-vaksin.
(Baca: RI-China Pastikan Ketersediaan Bahan untuk Pengembangan Vaksin Covid-19 )
"Jika kami bisa, kami ingin memperbaiki sifat. Dengan vaksin, tentu saja, kami tidak menginfeksi virus secara langsung, tetapi kami menghadirkan protein permukaan yang dikirim oleh vektor yang berbeda, atau dibuat di laboratorium dan disuntikkan ke lengan, sehingga tujuan yang ideal adalah untuk lakukan lebih baik daripada infeksi itu sendiri dengan membuat kekebalan vaksin lebih kuat daripada yang alami," ujarnya.
Griffin mengatakan, satu pendekatan mungkin bahwa ketika vaksin yang layak dikembangkan, pihak berwenang harus mempertimbangkan untuk mendapatkan suntikan penguat kepada jutaan orang secara berkala, atau bahkan menggabungkan dua atau lebih jenis vaksin pada setiap orang untuk memperoleh perlindungan terbaik.
Namun, secara praktis, itu menghadirkan tantangan besar. "Memberikan seluruh dunia bahkan satu dosis vaksin adalah satu hal. Memberi mereka banyak dosis adalah hal lain," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda