Tiru Mossad, Kyiv Pikat Pilot Rusia Daratkan Helikopter Mi-8 ke Ukraina
Minggu, 27 Agustus 2023 - 05:14 WIB
KYIV - Intelijen militer Kyiv berhasil memikat seorang pilot Rusia untuk mendaratkan helikopter angkut serbu Mi-8 untuk mendarat ke wilayah Ukraina dan helikopter tersebut dirampas. Ini mirip seperti yang dilakukan Mossad terhadap pilot Irak tahun 1960-an.
Kepala Direktorat Intelijen Militer (GUR) Ukraina Mayor Jenderal Kyrylo Budanov mengatakan sebuah helikopter Mi-8 AMTSh Rusia telah mendarat di pangkalan udara militer Poltava di Kharkiv beberapa hari lalu.
Budanov mengatakan kepada Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai Amerika Serikat (AS) bahwa pilot tersebut mencoba untuk melarikan diri begitudia menyadari di mana dia mendarat.
Menurut Military Today, Mi-8 AMTSh adalah versi serangan lapis baja dari helikopter Mi-8AMT, dan terutama digunakan untuk membawa pasukan dan kargo. Helikopter ini membawa sejumlah senjata serangan darat, dan dapat beroperasi pada malam hari dan dalam segala kondisi cuaca.
Budanov mengatakan helikopter tersebut kini berada di Kyiv dan menyebut operasi tersebut merupakan keberhasilan pertama dalam sejarah Ukraina.
Ada sejumlah laporan yang bertentangan mengenai perampasan helikopter tersebut. Artem Shevchenko, seorang jurnalis televisi Ukraina, mengatakan di Facebook bahwa operasi intelijen tersebut sangat mirip dengan Operasi Diamond yang dilakukan oleh badan intelijen Israel; Mossad, pada tahun 1960-an. Ini melibatkan seorang pembelot Irak yang menerbangkan pesawat MiG-21 dan mendarat di pangkalan udara di Israel.
Andriy Yusov, juru bicara intelijen militer GUR Ukraina, berbicara kepada Reuters pada Sabtu (26/8/2023) tentang operasi tersebut, dengan mengatakan: "Ini adalah operasi GUR. Pesawat bergerak sesuai rencana."
Media Ukraina; Ukrainska Pravda, mengutip sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan operasi untuk memikat pilot agar mendarat di Ukraina memakan waktu lebih dari enam bulan.
"Sebagai akibat dari operasi khusus dua anggota awak tewas, dan pilot serta keluarganya berada di Ukraina. Disebutkan bahwa keluarga pilot telah dibawa keluar dari Federasi Rusia terlebih dahulu," tulis media Ukraina itu dalam laporannya.
“Mi-8 tetap berada di Ukraina bersama dengan suku cadang pesawat tempur yang seharusnya dikirimkan ke Rusia,” imbuh laporan itu.
Outlet sumber intelijen terbuka Belanda; Oryx, melaporkan bahwa sejak invasi besar-besaran ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, Rusia telah kehilangan sedikitnya 103 helikopter, 89 di antaranya hancur, 12 rusak, dan dua ditangkap.
Sementara itu, angka yang diterbitkan oleh Staf Umum Ukraina pada hari Jumat menunjukkan jumlah total helikopter Rusia yang hancur sejak perang dimulai mencapai 316 unit. Sumber independen memberikan angka yang lebih konservatif dibandingkan Kyiv, dan Rusia tidak mempublikasikan angka kerugian militernya.
Pembaruan Ukraina soal Mi-8 Rusia ini muncul tiga bulan setelah serangan balasannya untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh Moskow selama konflik.
Oleksiy Danilov, kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan kepada Radio Liberty minggu ini bahwa serangan balasan sejauh ini sulit dilakukan. "Tetapi setiap hari kami bergerak maju menuju pembebasan seluruh wilayah kami," ujarnya.
Kepala Direktorat Intelijen Militer (GUR) Ukraina Mayor Jenderal Kyrylo Budanov mengatakan sebuah helikopter Mi-8 AMTSh Rusia telah mendarat di pangkalan udara militer Poltava di Kharkiv beberapa hari lalu.
Budanov mengatakan kepada Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai Amerika Serikat (AS) bahwa pilot tersebut mencoba untuk melarikan diri begitudia menyadari di mana dia mendarat.
Menurut Military Today, Mi-8 AMTSh adalah versi serangan lapis baja dari helikopter Mi-8AMT, dan terutama digunakan untuk membawa pasukan dan kargo. Helikopter ini membawa sejumlah senjata serangan darat, dan dapat beroperasi pada malam hari dan dalam segala kondisi cuaca.
Budanov mengatakan helikopter tersebut kini berada di Kyiv dan menyebut operasi tersebut merupakan keberhasilan pertama dalam sejarah Ukraina.
Ada sejumlah laporan yang bertentangan mengenai perampasan helikopter tersebut. Artem Shevchenko, seorang jurnalis televisi Ukraina, mengatakan di Facebook bahwa operasi intelijen tersebut sangat mirip dengan Operasi Diamond yang dilakukan oleh badan intelijen Israel; Mossad, pada tahun 1960-an. Ini melibatkan seorang pembelot Irak yang menerbangkan pesawat MiG-21 dan mendarat di pangkalan udara di Israel.
Andriy Yusov, juru bicara intelijen militer GUR Ukraina, berbicara kepada Reuters pada Sabtu (26/8/2023) tentang operasi tersebut, dengan mengatakan: "Ini adalah operasi GUR. Pesawat bergerak sesuai rencana."
Media Ukraina; Ukrainska Pravda, mengutip sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan operasi untuk memikat pilot agar mendarat di Ukraina memakan waktu lebih dari enam bulan.
"Sebagai akibat dari operasi khusus dua anggota awak tewas, dan pilot serta keluarganya berada di Ukraina. Disebutkan bahwa keluarga pilot telah dibawa keluar dari Federasi Rusia terlebih dahulu," tulis media Ukraina itu dalam laporannya.
“Mi-8 tetap berada di Ukraina bersama dengan suku cadang pesawat tempur yang seharusnya dikirimkan ke Rusia,” imbuh laporan itu.
Outlet sumber intelijen terbuka Belanda; Oryx, melaporkan bahwa sejak invasi besar-besaran ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, Rusia telah kehilangan sedikitnya 103 helikopter, 89 di antaranya hancur, 12 rusak, dan dua ditangkap.
Sementara itu, angka yang diterbitkan oleh Staf Umum Ukraina pada hari Jumat menunjukkan jumlah total helikopter Rusia yang hancur sejak perang dimulai mencapai 316 unit. Sumber independen memberikan angka yang lebih konservatif dibandingkan Kyiv, dan Rusia tidak mempublikasikan angka kerugian militernya.
Pembaruan Ukraina soal Mi-8 Rusia ini muncul tiga bulan setelah serangan balasannya untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh Moskow selama konflik.
Oleksiy Danilov, kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan kepada Radio Liberty minggu ini bahwa serangan balasan sejauh ini sulit dilakukan. "Tetapi setiap hari kami bergerak maju menuju pembebasan seluruh wilayah kami," ujarnya.
(mas)
tulis komentar anda