Profil Muammar Gaddafi, Pemimpin Libya Terlama yang Berakhir Digulingkan dan Dibunuh
Senin, 21 Agustus 2023 - 17:30 WIB
Saat melakukan kudeta terhadap pemimpinnya, Gaddafi telah mempersiapkan strategi yang matang agar tidak terjadi pertumpahan darah di sana. Karena strategi dan kemenangan untuk Gaddafi, ia pun dipercaya untuk menjadi pemimpin Libya.
Setelah menjadi orang nomor satu Libya, Gaddafi kemudian mengubah nama negara dari Kerajaan Libya menjadi Republik Arab Libya pada tahun 1970, dan kemudian menjadi Jamahiriyah Arab Libya pada tahun 1977. Jamahiriyah berarti “negara rakyat” dalam bahasa Arab.
Untuk masalah ideologinya, Gaddafi mengembangkan ideologi politiknya sendiri yang disebut Teori Internasional Ketiga dan Buku Hijau. Teori tersebut merupakan campuran dari nasionalisme Arab, sosialisme Islam, dan demokrasi langsung.
Gaddafi dikenal sebagai pendukung pan-Afrikanisme, dan mencoba menyatukan benua Afrika di bawah kepemimpinannya.
Dia mendirikan Uni Afrika pada tahun 2002, dan menyebut dirinya sebagai “Raja-raja Afrika” pada tahun 2008.
Di sisi lain, Gaddafi sering berselisih dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Inggris, karena diduga mendukung terorisme dan senjata pemusnah massal.
Dia juga terlibat dalam beberapa konflik regional, seperti perang Chad-Libya, perang Uganda-Tanzania, dan perang sipil Sierra Leone.
Pada Februari 2011, terjadi pemberontakan melawan pemerintahan Gaddafi di Libya, yang dipicu gelombang protes pro-demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dikenal sebagai Musim Semi Arab. Pemberontak mendapat dukungan dari NATO dan sejumlah negara Arab.
Kemudian pada Agustus 2011, pasukan pemberontak berhasil merebut ibu kota Tripoli dan mengakhiri kekuasaan Gaddafi.
Gaddafi melarikan diri ke kota kelahirannya Sirte, di mana dia bersembunyi selama dua bulan.
Setelah menjadi orang nomor satu Libya, Gaddafi kemudian mengubah nama negara dari Kerajaan Libya menjadi Republik Arab Libya pada tahun 1970, dan kemudian menjadi Jamahiriyah Arab Libya pada tahun 1977. Jamahiriyah berarti “negara rakyat” dalam bahasa Arab.
Untuk masalah ideologinya, Gaddafi mengembangkan ideologi politiknya sendiri yang disebut Teori Internasional Ketiga dan Buku Hijau. Teori tersebut merupakan campuran dari nasionalisme Arab, sosialisme Islam, dan demokrasi langsung.
Gaddafi dikenal sebagai pendukung pan-Afrikanisme, dan mencoba menyatukan benua Afrika di bawah kepemimpinannya.
Dia mendirikan Uni Afrika pada tahun 2002, dan menyebut dirinya sebagai “Raja-raja Afrika” pada tahun 2008.
Di sisi lain, Gaddafi sering berselisih dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Inggris, karena diduga mendukung terorisme dan senjata pemusnah massal.
Dia juga terlibat dalam beberapa konflik regional, seperti perang Chad-Libya, perang Uganda-Tanzania, dan perang sipil Sierra Leone.
Pada Februari 2011, terjadi pemberontakan melawan pemerintahan Gaddafi di Libya, yang dipicu gelombang protes pro-demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dikenal sebagai Musim Semi Arab. Pemberontak mendapat dukungan dari NATO dan sejumlah negara Arab.
Kemudian pada Agustus 2011, pasukan pemberontak berhasil merebut ibu kota Tripoli dan mengakhiri kekuasaan Gaddafi.
Gaddafi melarikan diri ke kota kelahirannya Sirte, di mana dia bersembunyi selama dua bulan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda