100.000 Pengungsi Ukraina Terancam Terusir dari Inggris
Kamis, 03 Agustus 2023 - 19:30 WIB
Survei oleh Kantor Statistik Nasional pada Juli menunjukkan sekitar setengah dari orang dewasa Ukraina berniat tetap menjadi penduduk Inggris bahkan jika sudah aman untuk kembali, sesuai dengan sentimen rekan mereka yang saat ini berada di Jerman.
Kepala badan amal Reset, Kate Brown, menunjukkan, “Pengungsi Ukraina telah mulai membangun kembali kehidupan mereka di sini, belajar bahasa Inggris dan mendapatkan pekerjaan.” Reset telah bekerja sama dengan pemerintah dalam skema Rumah untuk Ukraina.
“Infrastruktur di Ukraina telah hancur total,” ujar Stan Benesh, direktur pelaksana Opora, badan amal yang berbasis di Inggris yang mendukung imigrasi Ukraina.
“Bahkan jika Ukraina menang, tidak akan ada cukup sumber daya untuk dibagikan jika semua orang kembali,” papar dia.
“Jadi sedikit banyak, ini hampir merupakan hal yang lebih baik jika pengembaliannya lebih lambat atau lebih ditargetkan dari mereka yang, setelah aman, ingin kembali,” ungkap dia.
Seorang juru bicara Kantor Dalam Negeri Inggris mengatakan kepada The Telegraph bahwa pemerintah akan terus meninjau skema tersebut jika perlu diperpanjang sejalan dengan perkembangan situasi di Ukraina.
Sekitar 8,6 juta orang Ukraina yang meninggalkan negara itu karena konflik tidak berniat untuk kembali, menurut lembaga nirlaba Kiev bernama Institut Ukraina untuk Masa Depan (UIF) pada Juni.
Laporan terbaru UIF mencatat Ukraina telah mengalami penurunan demografis pada saat kudeta Maidan 2014, setelah kehilangan hampir 7 juta penduduk sejak mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1991.
Kepala badan amal Reset, Kate Brown, menunjukkan, “Pengungsi Ukraina telah mulai membangun kembali kehidupan mereka di sini, belajar bahasa Inggris dan mendapatkan pekerjaan.” Reset telah bekerja sama dengan pemerintah dalam skema Rumah untuk Ukraina.
“Infrastruktur di Ukraina telah hancur total,” ujar Stan Benesh, direktur pelaksana Opora, badan amal yang berbasis di Inggris yang mendukung imigrasi Ukraina.
“Bahkan jika Ukraina menang, tidak akan ada cukup sumber daya untuk dibagikan jika semua orang kembali,” papar dia.
“Jadi sedikit banyak, ini hampir merupakan hal yang lebih baik jika pengembaliannya lebih lambat atau lebih ditargetkan dari mereka yang, setelah aman, ingin kembali,” ungkap dia.
Seorang juru bicara Kantor Dalam Negeri Inggris mengatakan kepada The Telegraph bahwa pemerintah akan terus meninjau skema tersebut jika perlu diperpanjang sejalan dengan perkembangan situasi di Ukraina.
Sekitar 8,6 juta orang Ukraina yang meninggalkan negara itu karena konflik tidak berniat untuk kembali, menurut lembaga nirlaba Kiev bernama Institut Ukraina untuk Masa Depan (UIF) pada Juni.
Laporan terbaru UIF mencatat Ukraina telah mengalami penurunan demografis pada saat kudeta Maidan 2014, setelah kehilangan hampir 7 juta penduduk sejak mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1991.
(sya)
tulis komentar anda