Merasa Terancam Akibat Pembakaran Al-Quran, Swedia Perketat Pengawasan Perbatasan

Selasa, 01 Agustus 2023 - 22:12 WIB
Merasa keamanannya terancam akibat pembakaran al-Quran, Swedia perketat pengawasan perbatasan. Foto/Ilustrasi
STOCKHOLM - Pemerintah Swedia mengatakan akan "mengintensifkan" kontrol perbatasan karena situasi keamanan yang memburuk setelah beberapa aksi protes yang melibatkan penodaan terhadap al-Quran.

Ketegangan berkobar antara Swedia dan negara-negara Muslim setelah beberapa aksi protes yang melibatkan penodaan terhadap al-Quran secara publik, termasuk membakar halaman.

"Orang-orang dengan ikatan yang sangat lemah dengan Swedia seharusnya tidak dapat datang ke Swedia untuk melakukan kejahatan," kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada konferensi pers, Selasa (1/8/2023).



Ia menambahkan bahwa keputusan resmi untuk meningkatkan kontrol perbatasan diharapkan pada hari Kamis.

Kristersson menegaskan kembali bahwa Swedia, yang mengutuk penodaan sambil menekankan kebebasan berbicara dan berkumpul yang dilindungi secara konstitusional negara itu, sedang mengevaluasi sistem hukumnya untuk mengeksplorasi potensi perubahan.

“Ini akan memperluas proses pengurusan izin pertemuan publik sehingga orang dapat melihat perspektif keamanan yang lebih luas,” katanya.



"Swedia sedang menghadapi situasi keamanan yang paling sulit sejak Perang Dunia II," imbuhnya seperti dilansir dari South China Morning Post.

Sementara itu Menteri Kehakiman Swedia Gunnar Strommer mengatakan pemeriksaan perbatasan yang intensif mengacu pada apa yang disebut kontrol perbatasan internal, yang berarti pemeriksaan perbatasan bagi orang-orang yang bepergian ke Swedia dari negara-negara Schengen lainnya.

“Kontrol perbatasan bagian internal memungkinkan kami mengidentifikasi pelancong yang datang yang dapat mengancam keamanan kami,” terang Strommer kepada wartawan.

Swedia memperkenalkan kembali kontrol perbatasan internal pada Mei 2022 dengan alasan situasi keamanan yang memburuk, sebuah keputusan yang dibuat sejalan dengan undang-undang umum Uni Eropa.

Strommer juga mencatat bahwa undang-undang Swedia yang baru mulai berlaku pada hari Selasa, memberi polisi kekuatan yang lebih luas untuk melakukan kontrol di dalam perbatasan Swedia, termasuk penggeledahan kendaraan dan badan.

“Tujuannya untuk memperkuat kerja polisi dan mencegah ancaman terhadap keamanan dalam negeri,” kata Strommer.

Pada hari Senin, dua pria Irak – Salwan Momika dan Salwan Najem – membakar kitab suci umat Islam dalam sebuah protes di depan parlemen Swedia.



Duo ini sebelumnya melakukan protes serupa di luar masjid utama Stockholm dan kedutaan Irak di Ibu Kota Swedia, yang menyebabkan kemarahan dan kecaman yang meluas.

Protes tersebut mendorong pengunjuk rasa Irak untuk menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad dua kali, memicu kebakaran di dalam kompleks pada kesempatan kedua.

Pekan lalu, Swedia memerintahkan 15 badan pemerintah termasuk angkatan bersenjata, beberapa lembaga penegak hukum dan kantor pajak untuk memperkuat upaya antiterorisme.

Pada hari Senin, Organisasi Kerja sama Islam yang bermarkas di Jeddah menyuarakan “kekecewaan” terhadap Swedia dan Denmark karena tidak mengambil tindakan menyusul serentetan pembakaran al-Quran.

Di kedua negara, aksi anti-Islam dilakukan oleh kelompok kecil atau individu ekstremis.

Selama akhir pekan, Denmark juga mengumumkan akan mencari cara hukum untuk menghentikan protes yang melibatkan pembakaran kitab suci dalam keadaan tertentu.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More