Menhan Rusia dan Pejabat China Hadiri Parade Militer Korea Utara
Jum'at, 28 Juli 2023 - 15:53 WIB
SEOUL - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan pejabat China bersanding dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un saat mereka meninjau rudal berkemampuan nuklir terbaru negara itu dan drone barupada parade militer di Pyongyang. Hal itu dilaporkan media pemerintah Korut pada Jumat (28/7/2023).
Parade yang ditunggu-tunggu secara luas itu dihelat di ibu kota Pyongyang pada Kamis malam memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Korea, dirayakan di Korea Utara sebagai "Hari Kemenangan".
Kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu adalah yang pertama dilakukan oleh pejabat tinggi pertahanan Moskow sejak pecahnya Uni Soviet tahun 1991. Sedangkan kunjungan pejabat China adalah delegasi pertama negara tersebut sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Keberadaan mereka di acara terkait rudal nuklir Korut - yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB dengan dukungan China dan Rusia - sangatlah kontras dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika Beijing dan Moskow berusaha menjauhkan diri dari pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik tetangga mereka.
Foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara menunjukkan Kim, Shoigu dan anggota Politbiro Partai Komunis China Li Hongzhong berbicara, tertawa dan memberi hormat ketika pasukan Korut berbaris dan senjata bergerak di bawah.
Menurut kantor berita Korut, KCNA, parade itu termasuk rudal balistik antarbenua terbaru Korut Hwasong-17 dan Hwasong-18, yang diyakini memiliki jangkauan untuk menyerang sasaran di manapun di Amerika Serikat.
"Acara tersebut juga menampilkan flyover dengan serangan baru dan drone mata-mata," lapor KCNA seperti dilansir dari Reuters.
Dilaporkan oleh KCNA, Kim Jong-un mengadakan resepsi dan makan siang dengan Shoigu, di mana ia bersumpah solidaritas dengan rakyat Rusia dan militernya. Sedangkan Shoigu memuji militer Korut sebagai yang terkuat di dunia, dan keduanya membahas kerja sama keamanan dan pertahanan strategis.
Pada pertemuan lain, lapor media pemerintah, Shoigu membacakan pidato ucapan selamat dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang berterima kasih kepada Korut atas dukungannya selama "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sementara itu profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley mengatakan, kehadiran pejabat China dan Rusia di acara-acara dengan rudal balistik Korut yang dilarang menimbulkan keraguan kesediaan negara-negara itu untuk menegakkan sanksi.
“Tidak membantu ketika dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara terbuka mendukung rezim Korea Utara yang melanggar hak asasi manusia dan mencemooh resolusi yang melarang pengembangan nuklir dan misilnya,” kata Easley.
Sedangkan juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan: "Semua anggota Dewan Keamanan dan, sejujurnya, semua negara anggota PBB, berbagi tanggung jawab yang sama untuk menegakkan resolusi Dewan Keamanan."
Parade yang ditunggu-tunggu secara luas itu dihelat di ibu kota Pyongyang pada Kamis malam memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Korea, dirayakan di Korea Utara sebagai "Hari Kemenangan".
Kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu adalah yang pertama dilakukan oleh pejabat tinggi pertahanan Moskow sejak pecahnya Uni Soviet tahun 1991. Sedangkan kunjungan pejabat China adalah delegasi pertama negara tersebut sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Keberadaan mereka di acara terkait rudal nuklir Korut - yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB dengan dukungan China dan Rusia - sangatlah kontras dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika Beijing dan Moskow berusaha menjauhkan diri dari pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik tetangga mereka.
Foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara menunjukkan Kim, Shoigu dan anggota Politbiro Partai Komunis China Li Hongzhong berbicara, tertawa dan memberi hormat ketika pasukan Korut berbaris dan senjata bergerak di bawah.
Menurut kantor berita Korut, KCNA, parade itu termasuk rudal balistik antarbenua terbaru Korut Hwasong-17 dan Hwasong-18, yang diyakini memiliki jangkauan untuk menyerang sasaran di manapun di Amerika Serikat.
"Acara tersebut juga menampilkan flyover dengan serangan baru dan drone mata-mata," lapor KCNA seperti dilansir dari Reuters.
Dilaporkan oleh KCNA, Kim Jong-un mengadakan resepsi dan makan siang dengan Shoigu, di mana ia bersumpah solidaritas dengan rakyat Rusia dan militernya. Sedangkan Shoigu memuji militer Korut sebagai yang terkuat di dunia, dan keduanya membahas kerja sama keamanan dan pertahanan strategis.
Pada pertemuan lain, lapor media pemerintah, Shoigu membacakan pidato ucapan selamat dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang berterima kasih kepada Korut atas dukungannya selama "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sementara itu profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley mengatakan, kehadiran pejabat China dan Rusia di acara-acara dengan rudal balistik Korut yang dilarang menimbulkan keraguan kesediaan negara-negara itu untuk menegakkan sanksi.
“Tidak membantu ketika dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara terbuka mendukung rezim Korea Utara yang melanggar hak asasi manusia dan mencemooh resolusi yang melarang pengembangan nuklir dan misilnya,” kata Easley.
Sedangkan juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan: "Semua anggota Dewan Keamanan dan, sejujurnya, semua negara anggota PBB, berbagi tanggung jawab yang sama untuk menegakkan resolusi Dewan Keamanan."
(ian)
tulis komentar anda