Topan Talim Hantam China, Puluhan Ribu Orang Dievakuasi
Selasa, 18 Juli 2023 - 17:07 WIB
Badai itu diperkirakan akan semakin melemah dan menghilang saat bergerak ke arah barat laut menuju Vietnam utara pada Selasa malam, katanya.
"Topan melemah menjadi badai hebat setelah pendaratan dan kecepatan angin turun hingga maksimum 90 km per jam di dekat pusatnya pada Selasa pagi," kata Administrasi Meteorologi China seperti dikutip dari Independent.
Bagaimanapun, ancaman dari topan Talim belum berakhir karena sebagian Guangxi diminta untuk bersiap menghadapi banjir bandang hingga Selasa.
Topan itu diperkirakan akan bergerak ke Teluk Beibu di Laut China Selatan, dan administrasi meteorologi memperingatkan topan itu mungkin akan mendarat kedua di wilayah pesisir Daerah Otonomi Guangxi Zhuang pada Selasa pagi.
Topan itu menghantam China saat negara itu sudah bergulat dengan berbagai bencana iklim di berbagai wilayah pada tahun ini, dengan hujan lebat dan banjir yang menghancurkan wilayah tenggara yang menyebabkan puluhan orang tewas.
Sementara itu, provinsi utara, termasuk Ibu Kota Beijing, mengalami panas yang memecahkan rekor saat Stasiun Sanbao China mencatat suhu 52 derajat Celcius, tertinggi yang pernah ada di negara itu, hanya enam bulan setelah rekor suhu minus 53 derajat Celcius tercatat di Mohe.
Cuaca ekstrem datang ketika suhu yang memecahkan rekor global dicatat didorong oleh krisis iklim buatan manusia dengan Eropa terik melalui gelombang panas saat ini bersama dengan tenggara AS. Sementara itu, kebakaran hutan terus terjadi di Kanada dan sebagian Eropa.
Pemanasan global 1,2 derajat Celcius sejak era industri ditambah dengan fenomena El Nino yang menghangatkan Pasifik telah dikaitkan dengan cuaca ekstrem ini karena para ilmuwan terus memperingatkan bahwa emisi gas rumah kaca yang berkelanjutan dari bahan bakar fosil dapat mendorong lebih ekstrem.
Tahun ini diperkirakan akan menjadi rekor terpanas di Bumi, menurut penelitian nirlaba Berkeley Earth. Beberapa hari pertama bulan Juli telah tercatat sebagai hari terpanas di Bumi.
"Topan melemah menjadi badai hebat setelah pendaratan dan kecepatan angin turun hingga maksimum 90 km per jam di dekat pusatnya pada Selasa pagi," kata Administrasi Meteorologi China seperti dikutip dari Independent.
Bagaimanapun, ancaman dari topan Talim belum berakhir karena sebagian Guangxi diminta untuk bersiap menghadapi banjir bandang hingga Selasa.
Topan itu diperkirakan akan bergerak ke Teluk Beibu di Laut China Selatan, dan administrasi meteorologi memperingatkan topan itu mungkin akan mendarat kedua di wilayah pesisir Daerah Otonomi Guangxi Zhuang pada Selasa pagi.
Topan itu menghantam China saat negara itu sudah bergulat dengan berbagai bencana iklim di berbagai wilayah pada tahun ini, dengan hujan lebat dan banjir yang menghancurkan wilayah tenggara yang menyebabkan puluhan orang tewas.
Sementara itu, provinsi utara, termasuk Ibu Kota Beijing, mengalami panas yang memecahkan rekor saat Stasiun Sanbao China mencatat suhu 52 derajat Celcius, tertinggi yang pernah ada di negara itu, hanya enam bulan setelah rekor suhu minus 53 derajat Celcius tercatat di Mohe.
Cuaca ekstrem datang ketika suhu yang memecahkan rekor global dicatat didorong oleh krisis iklim buatan manusia dengan Eropa terik melalui gelombang panas saat ini bersama dengan tenggara AS. Sementara itu, kebakaran hutan terus terjadi di Kanada dan sebagian Eropa.
Pemanasan global 1,2 derajat Celcius sejak era industri ditambah dengan fenomena El Nino yang menghangatkan Pasifik telah dikaitkan dengan cuaca ekstrem ini karena para ilmuwan terus memperingatkan bahwa emisi gas rumah kaca yang berkelanjutan dari bahan bakar fosil dapat mendorong lebih ekstrem.
Tahun ini diperkirakan akan menjadi rekor terpanas di Bumi, menurut penelitian nirlaba Berkeley Earth. Beberapa hari pertama bulan Juli telah tercatat sebagai hari terpanas di Bumi.
tulis komentar anda