Anggota Parlemen Ukraina Sebut Ledakan Jembatan Crimea Sukses Besar
Selasa, 18 Juli 2023 - 07:45 WIB
KYIV - Anggota Parlemen Ukraina, Oleksiy Goncharenko, mengatakan kerusakan yang terjadi akibat ledakan di Jembatan Crimea pada Senin pagi merupakan "kesukesan besar" bagi Kyiv.
"Setiap orang yang terlibat dalam hal ini harus diberikan penghargaan negara tertinggi," kata Goncharenko dalam sebuah posting di saluran Telegramnya.
Dia mem-posting pujian itu, tak lama setelah ledakan terjadi di Jembatan Crimea—jembatan terpanjang di Eropa yang menghubungkan Crimea dengan daratan Rusia.
Goncharenko mengatakan di Telegram; "Serangan di jembatan itu adalah demonstrasi ke Barat bahwa kami siap merebut kembali wilayah kami, dan segera setelah kami memiliki peralatan yang diperlukan untuk ini, kami menunjukkan hasil terbaik."
"Ini adalah jawaban untuk semua skeptis yang mengatakan bahwa kami tidak memiliki serangan balasan yang baik," imbuh dia, seperti dikutip Newsweek, Selasa (18/7/2023).
Kementerian Transportasi Rusia mengatakan ada kerusakan pada jalan di sepanjang Jembatan Crimea. Beberapa saluran Telegram, termasuk Shot, Baza, dan Astra, menerbitkan gambar dan video kehancuran yang belum diverifikasi, menunjukkan runtuhnya sebagian jembatan dan kendaraan yang rusak.
Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, mengatakan bahwa seorang pria dan wanita dari distrik Novooskolsky di wilayah itu tewas di Jembatan Crimea, dan putri mereka terluka.
Jembatan ini merupakan rute pasokan utama untuk pasukan Rusia dan merupakan satu-satunya jalur darat Rusia dengan Crimea, semenanjung di Laut Hitam yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Ukraina membantah bertanggung jawab atas serangan Senin pagi tersebut. Juru bicara komando militer selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan insiden itu bisa jadi merupakan tindakan provokasi dari Rusia.
Pada saat yang sama, media Ukraina; Ukrainska Pravda, mengutip sumber anonim di Dinas Keamanan Ukraina yang mengatakan bahwa serangan di Jembatan Crimea adalah operasi khusus oleh Dinas Keamanan dan Angkatan Laut Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Ukraina berada di balik serangan itu, dan meyakini Amerika Serikat dan Inggris ikut terlibat.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan melakukan pembalasan terhadap Ukraina setelah serangan terbaru terhadap Jembatan Crimea.
“Insiden ini adalah serangan teroris lainnya oleh rezim Kyiv," kata Putin.
"Kejahatan ini tidak ada gunanya dari sudut pandang militer, karena Jembatan Crimea sudah lama tidak digunakan untuk transportasi militer, dan brutal, karena hanya warga sipil tak berdosa yang terbunuh dan terluka,” lanjut presiden.
Putin mengatakan Moskow akan membalas dengan keras atas serangan itu. "Kementerian Pertahanan Rusia sudah menyiapkan proposal yang diperlukan untuk tindakan tersebut," imbuh Putin.
"Setiap orang yang terlibat dalam hal ini harus diberikan penghargaan negara tertinggi," kata Goncharenko dalam sebuah posting di saluran Telegramnya.
Dia mem-posting pujian itu, tak lama setelah ledakan terjadi di Jembatan Crimea—jembatan terpanjang di Eropa yang menghubungkan Crimea dengan daratan Rusia.
Baca Juga
Goncharenko mengatakan di Telegram; "Serangan di jembatan itu adalah demonstrasi ke Barat bahwa kami siap merebut kembali wilayah kami, dan segera setelah kami memiliki peralatan yang diperlukan untuk ini, kami menunjukkan hasil terbaik."
"Ini adalah jawaban untuk semua skeptis yang mengatakan bahwa kami tidak memiliki serangan balasan yang baik," imbuh dia, seperti dikutip Newsweek, Selasa (18/7/2023).
Kementerian Transportasi Rusia mengatakan ada kerusakan pada jalan di sepanjang Jembatan Crimea. Beberapa saluran Telegram, termasuk Shot, Baza, dan Astra, menerbitkan gambar dan video kehancuran yang belum diverifikasi, menunjukkan runtuhnya sebagian jembatan dan kendaraan yang rusak.
Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, mengatakan bahwa seorang pria dan wanita dari distrik Novooskolsky di wilayah itu tewas di Jembatan Crimea, dan putri mereka terluka.
Jembatan ini merupakan rute pasokan utama untuk pasukan Rusia dan merupakan satu-satunya jalur darat Rusia dengan Crimea, semenanjung di Laut Hitam yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Ukraina membantah bertanggung jawab atas serangan Senin pagi tersebut. Juru bicara komando militer selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan insiden itu bisa jadi merupakan tindakan provokasi dari Rusia.
Pada saat yang sama, media Ukraina; Ukrainska Pravda, mengutip sumber anonim di Dinas Keamanan Ukraina yang mengatakan bahwa serangan di Jembatan Crimea adalah operasi khusus oleh Dinas Keamanan dan Angkatan Laut Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Ukraina berada di balik serangan itu, dan meyakini Amerika Serikat dan Inggris ikut terlibat.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan melakukan pembalasan terhadap Ukraina setelah serangan terbaru terhadap Jembatan Crimea.
“Insiden ini adalah serangan teroris lainnya oleh rezim Kyiv," kata Putin.
"Kejahatan ini tidak ada gunanya dari sudut pandang militer, karena Jembatan Crimea sudah lama tidak digunakan untuk transportasi militer, dan brutal, karena hanya warga sipil tak berdosa yang terbunuh dan terluka,” lanjut presiden.
Putin mengatakan Moskow akan membalas dengan keras atas serangan itu. "Kementerian Pertahanan Rusia sudah menyiapkan proposal yang diperlukan untuk tindakan tersebut," imbuh Putin.
(mas)
tulis komentar anda