Komandan Kapal Selam Rusia yang Menginvasi Ukraina Ditembak Mati

Selasa, 11 Juli 2023 - 14:59 WIB
Komandan kapal selam Krasnodar Angkatan Laut Rusia, Stanislav Rzhitsky, ditembak mati saat lari pagi. Dialah komandan yang memerintahkan serangan rudal jelajah Kalibr ke Ukraina. Foto/REUTERS
MOSKOW - Seorang komandan kapal selam Rusia dan wakil kepala yang bertanggung jawab atas mobilisasi militer di kota Krasnodar telah ditembak mati oleh pria bersenjata pada Senin pagi.

Komandan tersebut bernama Stanislav Rzhitsky, yang oleh media Kyiv dilaporkan sebagai orang yang bertanggung jawab atas tembakan rudal jelajah Kalibr yang menginvasi Ukraina.

Menurut kantor berita TASS, Selasa (11/7/2023), Rzhitsky ditembak mati oleh seorang pria bersenjata saat lari pagi kemarin.



Kasus pidana atas pembunuhannya telah dibuka oleh pihak berwenang di Rusia.



Rzhitsky tercatat sebagai komandan kapal selam Krasnodar Angkatan Laut Rusia. Tidak jelas apakah dia adalah kapten kapal selam pada saat pembunuhannya.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Krasnodar adalah kapal selam diesel-listrik yang dibangun untuk Armada Laut Hitam dan dirancang untuk melawan kapal permukaan dan kapal selam musuh, meletakkan ranjau dan melakukan pengintaian.

Media Rusia dan Ukraina melaporkan bahwa Rzhitsky ditembak empat kali saat lari pagi di dekat kompleks olahraga.

Dia sebelumnya telah terlibat dalam serangan rudal yang diluncurkan kapal selam di kota Vinnytsia, Ukraina, pada Juli 2022 yang menewaskan 23 warga sipil, termasuk tiga orang anak.

Rusia berusaha untuk membenarkan serangan rudal tahun lalu dengan mengeklaim rudal yang diluncurkan kapal selamnya telah menargetkan pertemuan komandan Angkatan Udara Ukraina dan perwakilan pemasok senjata Barat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan rudal di kota itu sebagai "tindakan terorisme terbuka", yang telah membunuh warga sipil yang sedang menjalankan bisnis sehari-hari.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada saat itu bahwa dia "terkejut" dengan kematian di Vinnytsia dan Uni Eropa mengatakan bahwa itu adalah "kekejaman".

Baik PBB dan Uni Eropa menyerukan pertanggungjawaban.

Di antara tiga anak yang tewas adalah seorang gadis berusia empat tahun dengan sindrom Down Liza Dmitrieva, yang sedang dalam perjalanan menemui terapis wicara bersama ibunya ketika misil menyerang.

Ibu Liza, Iryna Dmitrieva, terluka parah dan harus berjuang untuk hidupnya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More