Putus Kontrak dengan Kremlin, Tentara Bayaran Wagner Angkat Kaki dari Afrika
Minggu, 09 Juli 2023 - 19:47 WIB
MOSKOW - Beberapa tentara bayaran Wagner menarik diri dari berbagai wilayah di Afrika. Itu sebagai sinyal bahwa Kremlin mungkin sedang membersihkan organisasi tentara bayaran tersebut dari operasi militer di Afrika.
Cuplikan video yang diperoleh NBC News menunjukkan puluhan pasukan kelompok itu di pangkalan militer di Bangui di Republik Afrika Tengah (CAR) berkumpul di dekat helipad dan memilah-milah peralatan. Video tersebut mengikuti laporan oleh Jeune Afrique yang mengatakan 500 hingga 600 tentara bayaran telah meninggalkan Bangui pada Kamis lalu.
"Pembersihan sangat mungkin terjadi, karena kesetiaan adalah isu utama saat ini bagi Putin," kata peneliti think tank Atlantik Council Alia Brahimi kepada NBC News.
Wagner telah memberikan layanan keamanan dan dukungan militer di seluruh Afrika untuk meningkatkan upaya propaganda Kremlin. Tentara bayaran sangat aktif dalam beberapa operasi militer di CAR, Libya, Mali, dan Sudan.
Namun hubungan Wagner dengan Kremlin retak dalam beberapa pekan terakhir setelah pemimpin kelompok itu Yevgeny Prigozhin memerintahkan tentaranya untuk mengkudeta pemerintahan Presiden Vladimir Putin pada akhir Juni lalu.
Prigozhin kemudian membatalkan upaya pemberontakannya setelah dilaporkan merundingkan kesepakatan dengan bantuan presiden Belarusia Aleksander Lukashenko. Tetapi Presiden Vladimir Putin kemudian mulai menindak sekutu Prigozhin yang dicurigai.
Namun demikian, Penasihat Presiden Republik Afrika Tengah Faustin-Archange Touadéra, Fidele Gouandjika, mengatakan "tidak ada perubahan" dalam posisi Wagner di negara tersebut.
Departemen Pertahanan CAR menyatakan tentara Wagner yang meninggalkan Afrika telah menolak untuk menandatangani kontrak baru dengan kementerian pertahanan Rusia. "Antara 1.300 dan 1.400 pasukan Wagner tetap berada di negara itu," kata seorang pejabat kepada Sky News.
Sebelumnya, tentara bayaran Wagner telah dituduh melakukan kekejaman di CAR. Menurut laporan The Sentry, organisasi anti-korupsi yang berbasis di Washington, tentara bayaran pimpinan Prigozhin menjarah sumber daya nasional negara itu, termasuk emas dan berlian.
Sejak 2019, anggota milisi dilaporkan telah dilatih oleh personel Wagner dalam teknik penyiksaan dan pembunuhan "ultra-kekerasan", termasuk memotong jari dan kaki, mencabut paku, mencekik, melempar bahan bakar, dan membakar orang hidup-hidup.
Cuplikan video yang diperoleh NBC News menunjukkan puluhan pasukan kelompok itu di pangkalan militer di Bangui di Republik Afrika Tengah (CAR) berkumpul di dekat helipad dan memilah-milah peralatan. Video tersebut mengikuti laporan oleh Jeune Afrique yang mengatakan 500 hingga 600 tentara bayaran telah meninggalkan Bangui pada Kamis lalu.
"Pembersihan sangat mungkin terjadi, karena kesetiaan adalah isu utama saat ini bagi Putin," kata peneliti think tank Atlantik Council Alia Brahimi kepada NBC News.
Wagner telah memberikan layanan keamanan dan dukungan militer di seluruh Afrika untuk meningkatkan upaya propaganda Kremlin. Tentara bayaran sangat aktif dalam beberapa operasi militer di CAR, Libya, Mali, dan Sudan.
Namun hubungan Wagner dengan Kremlin retak dalam beberapa pekan terakhir setelah pemimpin kelompok itu Yevgeny Prigozhin memerintahkan tentaranya untuk mengkudeta pemerintahan Presiden Vladimir Putin pada akhir Juni lalu.
Prigozhin kemudian membatalkan upaya pemberontakannya setelah dilaporkan merundingkan kesepakatan dengan bantuan presiden Belarusia Aleksander Lukashenko. Tetapi Presiden Vladimir Putin kemudian mulai menindak sekutu Prigozhin yang dicurigai.
Baca Juga
Namun demikian, Penasihat Presiden Republik Afrika Tengah Faustin-Archange Touadéra, Fidele Gouandjika, mengatakan "tidak ada perubahan" dalam posisi Wagner di negara tersebut.
Departemen Pertahanan CAR menyatakan tentara Wagner yang meninggalkan Afrika telah menolak untuk menandatangani kontrak baru dengan kementerian pertahanan Rusia. "Antara 1.300 dan 1.400 pasukan Wagner tetap berada di negara itu," kata seorang pejabat kepada Sky News.
Sebelumnya, tentara bayaran Wagner telah dituduh melakukan kekejaman di CAR. Menurut laporan The Sentry, organisasi anti-korupsi yang berbasis di Washington, tentara bayaran pimpinan Prigozhin menjarah sumber daya nasional negara itu, termasuk emas dan berlian.
Sejak 2019, anggota milisi dilaporkan telah dilatih oleh personel Wagner dalam teknik penyiksaan dan pembunuhan "ultra-kekerasan", termasuk memotong jari dan kaki, mencabut paku, mencekik, melempar bahan bakar, dan membakar orang hidup-hidup.
(ahm)
tulis komentar anda