Profil Salwan Momika, Pria di Balik Pembakaran Al-Qur'an di Swedia yang Mengejutkan
Senin, 03 Juli 2023 - 18:47 WIB
Dia juga membantah tujuan aksinya ini sebagai kejahatan rasial atau hasutan kepada kelompok agama tertentu.
Menjadi salah satu pengungsi dari Irak, Momika menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis. Meski telah tinggal di Swedia, namun dia masih memiliki kewarganegaraan Irak dan hanya mendapat izin tempat selama beberapa tahun.
Pasca melakukan aksinya dengan membakar Al-Qur’an, Salwan Momika sadar dengan konsekuensi yang dihadapi.
Di luar kecaman dari dunia internasional, dia mengaku telah mendapat ancaman pembunuhan yang sangat banyak.
Bukannya takut, Momika justru mengancam akan melakukan aksi serupa beberapa waktu ke depan.
“Dalam 10 hari saya akan membakar bendera Irak dan Al-Qur'an di depan Kedutaan Irak di Stockholm,” katanya seperti dikutip dari Expressen Senin (3/7/2023).
Sebelum aksinya, polisi Swedia memang telah memberinya izin karena aturan terkait perlindungan kebebasan berbicara.
Namun, dengan meledaknya reaksi kecaman dari dunia, mereka mengatakan telah membuka penyelidikan atas dugaan "hasutan terhadap kelompok etnis" dengan bukti pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan begitu dekat dengan masjid.
Menjadi salah satu pengungsi dari Irak, Momika menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis. Meski telah tinggal di Swedia, namun dia masih memiliki kewarganegaraan Irak dan hanya mendapat izin tempat selama beberapa tahun.
Ancaman Pembunuhan
Pasca melakukan aksinya dengan membakar Al-Qur’an, Salwan Momika sadar dengan konsekuensi yang dihadapi.
Di luar kecaman dari dunia internasional, dia mengaku telah mendapat ancaman pembunuhan yang sangat banyak.
Bukannya takut, Momika justru mengancam akan melakukan aksi serupa beberapa waktu ke depan.
“Dalam 10 hari saya akan membakar bendera Irak dan Al-Qur'an di depan Kedutaan Irak di Stockholm,” katanya seperti dikutip dari Expressen Senin (3/7/2023).
Sebelum aksinya, polisi Swedia memang telah memberinya izin karena aturan terkait perlindungan kebebasan berbicara.
Namun, dengan meledaknya reaksi kecaman dari dunia, mereka mengatakan telah membuka penyelidikan atas dugaan "hasutan terhadap kelompok etnis" dengan bukti pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan begitu dekat dengan masjid.
(sya)
tulis komentar anda