Vladimir Putin: Rusia Kerahkan Senjata Nuklir ke Belarusia 7 Juli!
Sabtu, 10 Juni 2023 - 03:44 WIB
Putin menganggap perang di Ukraina sebagai pertempuran untuk kelangsungan hidup Rusia sendiri dalam menghadapi apa yang dia katakan sebagai NATO yang terus berkembang. Dia telah memperingatkan Barat bahwa Moskow tidak akan mundur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Ukraina tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia terakhir dikeluarkan dari negaranya, dan ingin bergabung dengan NATO sesegera mungkin.
Upaya penyebaran senjata nuklir takis Rusia dipantau ketat oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya di Eropa dan oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan bahayanya penggunaan senjata nuklir dalam konflik.
Amerika Serikat telah mengkritik keputusan penyebaran senjata nuklir Rusia tetapi mengatakan tidak berniat mengubah posisinya pada senjata nuklir strategis dan juga belum melihat tanda-tanda Rusia bersiap untuk menggunakan senjata tersebut.
Perang di Ukraina telah memicu apa yang Moskow dan Washington katakan sebagai krisis hubungan terdalam sejak Perang Dingin, di mana perjanjian kontrol senjata nuklir utama terurai dan kedua belah pihak mencela satu sama lain di depan umum.
Pernyataan soal penyebaran senjata nuklir Rusia telah menimbulkan keprihatinan khusus.
September lalu, Putin memperingatkan Barat bahwa dia tidak menggertak ketika dia mengatakan Rusia akan menggunakan "semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyatnya".
Masih belum jelas di mana hulu ledak nuklir Rusia—yang akan tetap berada di bawah kendali Rusia—akan dikerahkan di Belarusia.
Putin, yang merupakan pembuat keputusan akhir dalam setiap peluncuran serangan nuklir, mengatakan rudal balistik jarak pendek mobile Iskander, yang dapat mengirimkan hulu ledak nuklir, telah diserahkan ke Belarusia.
Sumber Rusia mengatakan rudal Iskander memiliki jangkauan 500 km (310 mil).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Ukraina tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia terakhir dikeluarkan dari negaranya, dan ingin bergabung dengan NATO sesegera mungkin.
Upaya penyebaran senjata nuklir takis Rusia dipantau ketat oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya di Eropa dan oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan bahayanya penggunaan senjata nuklir dalam konflik.
Amerika Serikat telah mengkritik keputusan penyebaran senjata nuklir Rusia tetapi mengatakan tidak berniat mengubah posisinya pada senjata nuklir strategis dan juga belum melihat tanda-tanda Rusia bersiap untuk menggunakan senjata tersebut.
Perang di Ukraina telah memicu apa yang Moskow dan Washington katakan sebagai krisis hubungan terdalam sejak Perang Dingin, di mana perjanjian kontrol senjata nuklir utama terurai dan kedua belah pihak mencela satu sama lain di depan umum.
Pernyataan soal penyebaran senjata nuklir Rusia telah menimbulkan keprihatinan khusus.
September lalu, Putin memperingatkan Barat bahwa dia tidak menggertak ketika dia mengatakan Rusia akan menggunakan "semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyatnya".
Masih belum jelas di mana hulu ledak nuklir Rusia—yang akan tetap berada di bawah kendali Rusia—akan dikerahkan di Belarusia.
Putin, yang merupakan pembuat keputusan akhir dalam setiap peluncuran serangan nuklir, mengatakan rudal balistik jarak pendek mobile Iskander, yang dapat mengirimkan hulu ledak nuklir, telah diserahkan ke Belarusia.
Sumber Rusia mengatakan rudal Iskander memiliki jangkauan 500 km (310 mil).
tulis komentar anda