Zelensky Bantah Ukraina Terlibat dalam Ledakan Pipa Nord Stream
Kamis, 08 Juni 2023 - 17:15 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah keterlibatan pemerintahnya dalam menyabotase pipa gas Nord Stream 1 dan 2. Hal itu diungkapkan kepada penerbit Jerman Axel Springer.
“Saya adalah presiden dan saya memberikan perintah yang sesuai. Hal semacam itu belum pernah dilakukan oleh Ukraina. Saya tidak akan pernah bertindak seperti itu,” kata Zelensky, meminta bukti keterlibatan Ukraina, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (8/6/2023).
Pernyataan Zelensky adalah sebagai tanggapan atas sebuah artikel yang muncul di The Washington Post, yang melaporkan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) mengetahui rencana tingkat tinggi Ukraina untuk menyabotase pipa Nord Stream. Informasi itu berasal dari badan intelijen Eropa yang didasarkan pada informasi yang diperoleh dari seorang individu di Ukraina.
Menurut Washington Post, pemeritahan Joe Biden telah mengetahui rencana tersebut tiga bulan sebelum sabotase membom pipa Nord Stream terjadi. Informasi itu diberikan sekutu dekat AS bahwa militer Ukraina telah merencanakan serangan rahasia di jaringan bawah laut, menggunakan tim kecil penyelam yang melapor langsung ke panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina.
Rincian tentang rencana tersebut, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dikumpulkan oleh dinas intelijen Eropa dan dibagikan kepada CIA pada Juni 2022.
Mereka memberikan beberapa bukti paling spesifik hingga saat ini yang menghubungkan pemerintah Ukraina dengan serangan terakhir di Laut Baltik, yang oleh pejabat AS dan Barat disebut sebagai tindakan sabotase yang kurang ajar dan berbahaya terhadap infrastruktur energi Eropa.
"Intelijen Eropa memperjelas bahwa calon penyerang bukanlah agen nakal. Semua yang terlibat melapor langsung kepada Jenderal Valery Zaluzhny, perwira militer tertinggi Ukraina, yang ditugaskan agar presiden negara itu, Volodymyr Zelensky, tidak mengetahui tentang operasi tersebut," bunyi laporan intelijen tersebut.
Laporan intelijen Eropa itu dibagikan di platform obrolan Discord, diduga oleh anggota Garda Nasional Udara Jack Teixeira. The Washington Post memperoleh salinan dari salah satu teman online Teixeira.
“Saya adalah presiden dan saya memberikan perintah yang sesuai. Hal semacam itu belum pernah dilakukan oleh Ukraina. Saya tidak akan pernah bertindak seperti itu,” kata Zelensky, meminta bukti keterlibatan Ukraina, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (8/6/2023).
Pernyataan Zelensky adalah sebagai tanggapan atas sebuah artikel yang muncul di The Washington Post, yang melaporkan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) mengetahui rencana tingkat tinggi Ukraina untuk menyabotase pipa Nord Stream. Informasi itu berasal dari badan intelijen Eropa yang didasarkan pada informasi yang diperoleh dari seorang individu di Ukraina.
Menurut Washington Post, pemeritahan Joe Biden telah mengetahui rencana tersebut tiga bulan sebelum sabotase membom pipa Nord Stream terjadi. Informasi itu diberikan sekutu dekat AS bahwa militer Ukraina telah merencanakan serangan rahasia di jaringan bawah laut, menggunakan tim kecil penyelam yang melapor langsung ke panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina.
Rincian tentang rencana tersebut, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dikumpulkan oleh dinas intelijen Eropa dan dibagikan kepada CIA pada Juni 2022.
Mereka memberikan beberapa bukti paling spesifik hingga saat ini yang menghubungkan pemerintah Ukraina dengan serangan terakhir di Laut Baltik, yang oleh pejabat AS dan Barat disebut sebagai tindakan sabotase yang kurang ajar dan berbahaya terhadap infrastruktur energi Eropa.
"Intelijen Eropa memperjelas bahwa calon penyerang bukanlah agen nakal. Semua yang terlibat melapor langsung kepada Jenderal Valery Zaluzhny, perwira militer tertinggi Ukraina, yang ditugaskan agar presiden negara itu, Volodymyr Zelensky, tidak mengetahui tentang operasi tersebut," bunyi laporan intelijen tersebut.
Laporan intelijen Eropa itu dibagikan di platform obrolan Discord, diduga oleh anggota Garda Nasional Udara Jack Teixeira. The Washington Post memperoleh salinan dari salah satu teman online Teixeira.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda