10 Krisis Kemanusiaan Terburuk pada 2023, Mayoritas Disebabkan Perang

Kamis, 08 Juni 2023 - 13:15 WIB
Krisis di Yaman semakin dalam karena konflik delapan tahun antara kelompok bersenjata dan pasukan pemerintah masih belum terselesaikan. Sementara gencatan senjata mengurangi pertempuran selama beberapa bulan, gencatan senjata itu runtuh pada Oktober 2022 dan gagal mengurangi konsekuensi ekonomi dan kesehatan dari konflik.

Pendanaan kemanusiaan telah tertinggal. Saat ini, 80% penduduk hidup dalam kemiskinan ekstrim dan 2,2 juta anak kekurangan gizi akut.

Yaman menghadapi risiko kekerasan yang meningkat kecuali kesepakatan gencatan senjata yang lebih lama tercapai.

Pertempuran lokal terus berlanjut, sehingga mempersulit organisasi kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan kepada yang paling rentan. Barang-barang pokok seperti makanan dan bahan bakar akan tetap tidak terjangkau bagi banyak orang Yaman.

4. Republik Demokratik Kongo: Konflik selama puluhan tahun meningkat

Lebih dari 100 kelompok bersenjata berjuang untuk menguasai Kongo timur, memicu krisis yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Warga sering menjadi sasaran.

Setelah hampir 10 tahun tidak aktif, kelompok bersenjata M23 melancarkan serangan baru pada tahun 2022, memaksa keluarga untuk meninggalkan rumah mereka dan mengganggu bantuan kemanusiaan.

Wabah penyakit besar–termasuk campak, malaria, dan Ebola–terus mengancam sistem perawatan kesehatan yang sudah lemah, membahayakan banyak nyawa.

Konflik tetap menjadi perhatian utama di Kongo, terutama karena ketegangan meningkat dan M23 menguasai lebih banyak lahan.

Kerusuhan politik meningkat saat negara bersiap untuk pemilu. Para pemimpin dituduh menghasut dan mendukung konflik untuk memenangkan konstituen. Terlepas dari upaya penjaga perdamaian, kekerasan terhadap organisasi bantuan dapat meningkat sebelum pemungutan suara.

3. Afghanistan: Seluruh populasi didorong ke dalam kemiskinan

Afghanistan menduduki peringkat No. 1 dalam Daftar Pantauan 2022 tetapi turun ke bawah untuk 2023. Itu bukan karena kondisinya membaik tetapi karena situasi di Afrika Timur begitu parah.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More