10 Krisis Kemanusiaan Terburuk pada 2023, Mayoritas Disebabkan Perang

Kamis, 08 Juni 2023 - 13:15 WIB
Situasi di Burkina Faso semakin memprihatinkan ketika kelompok bersenjata mengintensifkan serangan mereka dan merebut wilayah. Ketegangan di antara faksi politik negara telah berkontribusi pada ketidakstabilan.

Pertumbuhan jumlah kelompok main hakim sendiri telah menambah kekerasan. Ekspansi lebih lanjut di antara kelompok-kelompok ini dapat meningkatkan ketidakstabilan politik.

Kelompok bersenjata sekarang menguasai sebanyak 40% negara.

Sementara kebutuhan sangat mendesak, bantuan kemanusiaan dibatasi oleh konflik dan kurangnya dana. Beberapa kota di Burkina Faso utara hampir seluruhnya terputus. Harga makanan telah meningkat 30%, di antara tingkat inflasi makanan tertinggi di dunia.



7. Sudan Selatan: Perubahan iklim menambah warisan perang saudara

Sudan Selatan masih belum pulih dari perang saudara yang berakhir pada 2018. Meski konflik telah menurun, pertempuran lokal tetap meluas. Negara ini adalah salah satu yang paling rapuh di dunia.

Bencana iklim termasuk banjir parah dan kekeringan membuat semakin sulit bagi orang untuk mengakses makanan dan sumber daya dasar.

Lebih banyak orang Sudan Selatan daripada sebelumnya—7,8 juta—akan menghadapi tingkat krisis kerawanan pangan pada 2023.

Meskipun banjir parah, tanaman hancur, dan wabah penyakit, kekurangan dana memaksa Program Pangan Dunia untuk menangguhkan sebagian bantuan pangannya pada tahun 2022.

Konflik di seluruh negeri juga mengancam warga sipil dan pendukung kemanusiaan. Sudan Selatan secara konsisten memiliki tingkat kekerasan tertinggi di dunia terhadap pekerja bantuan, menghambat kemampuan mereka untuk menjangkau orang yang membutuhkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More