6 Pemicu Konfrontasi Militer AS dan China, Semuanya Berakar pada Perbedaan Kepentingan
Selasa, 06 Juni 2023 - 15:04 WIB
Foto/Reuters
China telah mengeluh tentang kapal dan pesawat AS di Selat Taiwan dan di Laut China Selatan yang dekat dengan pulau-pulau yang dikontrol, diklaim, atau dibangun dan diubah menjadi instalasi militer. Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) biasanya mengikuti kapal-kapal AS sebagai bentuk pengusiran dan provokasi.
Beberapa analis mengatakan komandan militer China telah didorong untuk bertindak lebih tegas terhadap kapal dan pesawat militer asing. “Saya pikir apa yang kita lihat kemungkinan adalah dorongan umum, bahkan mungkin skema insentif untuk komandan unit (PLA) untuk menjadi agresif ketika ada kesempatan, yang pada tingkat unit mendorong perilaku yang lebih sembrono,” kata Jennifer Parker, seorang ahli pertahanan di Institut Kebijakan Strategis Australia, dilansir Reuters.
Insiden lain baru-baru ini di Laut China Selatan telah melihat kapal penjaga pantai China mengarahkan "laser tingkat militer" ke kapal Filipina pada Februari. Pada Mei lalu, Vietnam menuntut Beijing memindahkan kapal survei dari perairannya. China mengatakan kedua insiden itu sah dan normal.
"Pendekatan yang dilakukan militer China dan AS bisa berubah menjadi konflik bersenjata," kata Derek Grossman, analis pertahanan senior di RAND Corporation, lembaga kajian berasis di AS AS.
“Menurut pandangan saya, ini adalah skenario nomor 1 yang membawa AS dan China berperang, apalagi Beijing merebut fitur di Laut China Selatan yang disengketakan atau menyerang Taiwan,” katanya.
Foto/Reuters
Yang membuat situasi lebih berbahaya adalah pandangan AS dan China yang sangat berbeda tentang sumber masalahnya. AS melihat China mengganggu status quo dengan ancamannya terhadap Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai miliknya, dan klaim teritorialnya atas Laut China Selatan yang kaya sumber daya.
China telah mengeluh tentang kapal dan pesawat AS di Selat Taiwan dan di Laut China Selatan yang dekat dengan pulau-pulau yang dikontrol, diklaim, atau dibangun dan diubah menjadi instalasi militer. Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) biasanya mengikuti kapal-kapal AS sebagai bentuk pengusiran dan provokasi.
Beberapa analis mengatakan komandan militer China telah didorong untuk bertindak lebih tegas terhadap kapal dan pesawat militer asing. “Saya pikir apa yang kita lihat kemungkinan adalah dorongan umum, bahkan mungkin skema insentif untuk komandan unit (PLA) untuk menjadi agresif ketika ada kesempatan, yang pada tingkat unit mendorong perilaku yang lebih sembrono,” kata Jennifer Parker, seorang ahli pertahanan di Institut Kebijakan Strategis Australia, dilansir Reuters.
Insiden lain baru-baru ini di Laut China Selatan telah melihat kapal penjaga pantai China mengarahkan "laser tingkat militer" ke kapal Filipina pada Februari. Pada Mei lalu, Vietnam menuntut Beijing memindahkan kapal survei dari perairannya. China mengatakan kedua insiden itu sah dan normal.
4. Gesekan untuk Memicu Perang
"Pendekatan yang dilakukan militer China dan AS bisa berubah menjadi konflik bersenjata," kata Derek Grossman, analis pertahanan senior di RAND Corporation, lembaga kajian berasis di AS AS.
“Menurut pandangan saya, ini adalah skenario nomor 1 yang membawa AS dan China berperang, apalagi Beijing merebut fitur di Laut China Selatan yang disengketakan atau menyerang Taiwan,” katanya.
5. Memiliki Kepentingan Berbeda
Foto/Reuters
Yang membuat situasi lebih berbahaya adalah pandangan AS dan China yang sangat berbeda tentang sumber masalahnya. AS melihat China mengganggu status quo dengan ancamannya terhadap Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai miliknya, dan klaim teritorialnya atas Laut China Selatan yang kaya sumber daya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda