Diplomat AS Terbang ke China di Tengah Ketegangan Kedua Negara
Jum'at, 24 Juli 2020 - 04:36 WIB
WASHINGTON - Sejumlah diplomat Amerika Serikat (AS) terbang ke Shanghai, China , ketika Washingtonmenjalankan rencananya untuk memulai kembali misi diplomatiknya di Negeri Tirai Bambu. Ini terjadi di tengah ketegangan kedua negara setelah AS memerintahkan agar kantor kosulat China di Houston, Texas, ditutup.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, Jumat (24/7/2020), bahwa penerbangan yang membawa sejumlah diplomat AS telah meninggalkan Washington pada Rabu malam. Sumber itu mengatakan penerbangan ini telah berangkat lebih awal dari yang direncanakan.
Email internal Departemen Luar Negeri AS tertanggal 17 Juli, dilihat oleh Reuters, mengatakan departemen itu sedang bekerja untuk mengatur penerbangan charter ke Shanghai dari Bandara Internasional Dulles Washington yang berangkat pada hari Kamis.
Email itu mengatakan penerbangan sementara 29 Juli ke Tianjin dan Beijing sedang dalam tahap perencanaan awal dan tanggal target untuk penerbangan lain, ke Guangzhou, masih akan ditentukan.
Memo itu mengatakan prioritas diberikan untuk menyatukan kembali keluarga yang terpisah dan kepala seksi/agen yang kembali.
Saat dimintai komentar terkait laporan ini Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapinya.
AS sedang berupaya untuk sepenuhnya memulihkan misinya di China, salah satu yang terbesar di dunia, yang dievakuasi pada Februari lalu karena Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru.
Penerbangan Kamis berjalan meskipun ada langkah dramatis Washington untuk menutup konsulat China di Houston di tengah tuduhan spionase.(Baca: Washington Perintahkan Konsulat China di Houston Ditutup )
China memperingatkan bahwa mereka akan dipaksa untuk menanggapi langkah AS, yang telah "sangat merusak hubungan".
Beijing tidak memberikan rincian, tetapi South China Morning Post melaporkan bahwa China dapat menutup konsulat AS di Chengdu, sementara sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa mereka mempertimbangkan untuk menutup konsulat di Wuhan, di mana AS menarik stafnya pada awal wabah virus Corona.(Baca: China Ancam Balas AS Terkait Penutupan Konsul di Houston )
Dua penerbangan sejauh ini telah dilakukan untuk mengembalikan lebih dari 1.200 diplomat AS dengan keluarga mereka ke China sejak negosiasi untuk pengembalian menemui jalan buntu pada awal Juli atas kondisi China ingin memaksakan pada Amerika.
Washington dan Beijing telah melakukan negosiasi selama berminggu-minggu mengenai persyaratan bagaimana mengembalikan diplomat AS di tengah ketidaksepakatan mengenai prosedur pengujian Covid-19 dan karantina serta frekuensi penerbangan dan berapa banyak yang masing-masing dapat bawa kembali.
Kebuntuan menyebabkan Departemen Luar Negeri AS menunda penerbangan sementara dijadwalkan untuk 10 hari pertama bulan Juli.
Hubungan AS-China telah memburuk tahun ini ke level terendah dalam beberapa dekade karena berbagai masalah, termasuk penanganan China terhadap pandemi virus Corona, perdagangan bilateral dan undang-undang keamanan baru untuk Hong Kong.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, Jumat (24/7/2020), bahwa penerbangan yang membawa sejumlah diplomat AS telah meninggalkan Washington pada Rabu malam. Sumber itu mengatakan penerbangan ini telah berangkat lebih awal dari yang direncanakan.
Email internal Departemen Luar Negeri AS tertanggal 17 Juli, dilihat oleh Reuters, mengatakan departemen itu sedang bekerja untuk mengatur penerbangan charter ke Shanghai dari Bandara Internasional Dulles Washington yang berangkat pada hari Kamis.
Email itu mengatakan penerbangan sementara 29 Juli ke Tianjin dan Beijing sedang dalam tahap perencanaan awal dan tanggal target untuk penerbangan lain, ke Guangzhou, masih akan ditentukan.
Memo itu mengatakan prioritas diberikan untuk menyatukan kembali keluarga yang terpisah dan kepala seksi/agen yang kembali.
Saat dimintai komentar terkait laporan ini Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapinya.
AS sedang berupaya untuk sepenuhnya memulihkan misinya di China, salah satu yang terbesar di dunia, yang dievakuasi pada Februari lalu karena Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru.
Penerbangan Kamis berjalan meskipun ada langkah dramatis Washington untuk menutup konsulat China di Houston di tengah tuduhan spionase.(Baca: Washington Perintahkan Konsulat China di Houston Ditutup )
China memperingatkan bahwa mereka akan dipaksa untuk menanggapi langkah AS, yang telah "sangat merusak hubungan".
Beijing tidak memberikan rincian, tetapi South China Morning Post melaporkan bahwa China dapat menutup konsulat AS di Chengdu, sementara sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa mereka mempertimbangkan untuk menutup konsulat di Wuhan, di mana AS menarik stafnya pada awal wabah virus Corona.(Baca: China Ancam Balas AS Terkait Penutupan Konsul di Houston )
Dua penerbangan sejauh ini telah dilakukan untuk mengembalikan lebih dari 1.200 diplomat AS dengan keluarga mereka ke China sejak negosiasi untuk pengembalian menemui jalan buntu pada awal Juli atas kondisi China ingin memaksakan pada Amerika.
Washington dan Beijing telah melakukan negosiasi selama berminggu-minggu mengenai persyaratan bagaimana mengembalikan diplomat AS di tengah ketidaksepakatan mengenai prosedur pengujian Covid-19 dan karantina serta frekuensi penerbangan dan berapa banyak yang masing-masing dapat bawa kembali.
Kebuntuan menyebabkan Departemen Luar Negeri AS menunda penerbangan sementara dijadwalkan untuk 10 hari pertama bulan Juli.
Hubungan AS-China telah memburuk tahun ini ke level terendah dalam beberapa dekade karena berbagai masalah, termasuk penanganan China terhadap pandemi virus Corona, perdagangan bilateral dan undang-undang keamanan baru untuk Hong Kong.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda