Sekutu Putin: Negara yang Memihak Rusia Akan Diberi Senjata Nuklir
Senin, 29 Mei 2023 - 08:32 WIB
"Ini sangat sederhana. [Negara] harus bergabung dengan persatuan Belarusia dengan Rusia, dan hanya itu: akan ada senjata nuklir untuk semua orang."
Putin telah berulang kali dituduh mengancam penggunaan senjata nuklir terhadap Ukraina atau negara-negara sekutu yang membantunya memukul mundur invasi Rusia.
Kremlin telah membalas, mengeklaim bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika kedaulatannya terancam secara langsung, seperti kebijakan nuklir standar negara itu selama bertahun-tahun.
Para ahli telah mengatakan bahwa Rusia tetap tidak mungkin menggunakan persenjataan nuklirnya, meskipun baru-baru ini menyebarkannya ke Belarusia, di mana Institute for the Study of War (ISW) menulis pada bulan Maret bahwa Putin telah membuat ancaman tanpa niat menindaklanjuti untuk menghancurkan tekad Barat.
Pensiunan Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, yang sebelumnya memimpin pasukan kimia, biologi, radiologis, dan pertahanan nuklir (CBRN) Inggris dan NATO, mengatakan kepada Newsweek bahwa, meskipun langkah tersebut merupakan eskalasi, itu juga merupakan kesalahan strategis besar-besaran dan ancaman dari Rusia tetap "kosong".
"Saya tidak berpikir [Putin] memiliki [kartu] ace yang tersisa untuk dimainkan," kata de Bretton-Gordon.
Putin telah berulang kali dituduh mengancam penggunaan senjata nuklir terhadap Ukraina atau negara-negara sekutu yang membantunya memukul mundur invasi Rusia.
Kremlin telah membalas, mengeklaim bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika kedaulatannya terancam secara langsung, seperti kebijakan nuklir standar negara itu selama bertahun-tahun.
Para ahli telah mengatakan bahwa Rusia tetap tidak mungkin menggunakan persenjataan nuklirnya, meskipun baru-baru ini menyebarkannya ke Belarusia, di mana Institute for the Study of War (ISW) menulis pada bulan Maret bahwa Putin telah membuat ancaman tanpa niat menindaklanjuti untuk menghancurkan tekad Barat.
Pensiunan Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, yang sebelumnya memimpin pasukan kimia, biologi, radiologis, dan pertahanan nuklir (CBRN) Inggris dan NATO, mengatakan kepada Newsweek bahwa, meskipun langkah tersebut merupakan eskalasi, itu juga merupakan kesalahan strategis besar-besaran dan ancaman dari Rusia tetap "kosong".
"Saya tidak berpikir [Putin] memiliki [kartu] ace yang tersisa untuk dimainkan," kata de Bretton-Gordon.
(mas)
tulis komentar anda