7 Fakta tentang Tren Menikah dengan Diri Sendiri, Trauma Jadi Salah Satu Penyebabnya
Sabtu, 20 Mei 2023 - 15:35 WIB
JAKARTA - Tren tentang menikah dengan diri sendiri atau sologami telah menjadi tren dalam 20 tahun terakhir. Itu ketika salah satu karakter dalam Sex and the City, bernama Carrie Bradshaw, menikah dengan diri sendiri.
Banyak media internasional memberitakan tentan ratusan penikahan sologami. Mereka yang menjalani kehidupan sologami mengklaim mereka bahagia dengan mencintai diri sendiri. Mereka membangun komitmen untuk dirinya sendiri.
Berikut 7 fakta menarik tentang sologami atau pernikahan dengan diri sendiri.
1. Bukan Hal Aneh dan Narsistik
Foto/BBC
Banyak orang tidak mendukung sologami tersebut. Banyak yang menyebutnya sebagai hal narsistik dan mengabaikan institusi patriarki.
Erika Anderson, seorang penulis, yang menikah dengan dirinya pada 2016, mengungkapkan pernikahan dengan diri sendiri bukan hal aneh dan bukan tingkah narsistik untuk menarik perhatian. "Kita memutuskan untuk menikah dengan diri sendiri adalah keputusan sendiri," ungkapnya kepada Vogue.
Di Inggris, pada 2015 silam, Sophie Taner menikah diri sendiri dan ingin menunjukkan komitmennya tentang sembat diri. "Saya ingin menunjukkan bahwa pernikahan ini sebagai hari terbaik dalam kehidupa saya," katanya.
2. Melakukan Sesuatu yang Besar
Menurut Sasha Cagen, penulis buku Quirkyalone: A Manifesto for Uncompromising Romantics, dan pelaku sologami, ingin melakukan sesuatu yang simbolik dan besar untuk dirinya sendiri dengan menikah dengan dirinya sendiri sebelum berusia 40 tahun. "Saya merasa menikah dengan diri sendiri itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Saya bisa melakukan banyak hal menarik di usia dewasa saya," tuturnya.
3. Menerima Diri Sendiri
Menikah dengan diri sendiri, menurut Cagen, sebagai upaya untuk menerima diri sendiri. "Ketika menikah dengan diri sendiri, saya menerima diri saya sendiri, semua bagian tubuh saya, seperti kecemburuan hingga cemburu," tuturnya. Dia mengatakan, banyak orang berhasil menikah dengan diri sendiri justru merasa lebih kuat dan berdaya.
Kemudian, Linda Doktar, perempuan yang menikah dengan diri sendiri di Gold Coast pada 2017, mengungkapkan dia pernikahan itu sebagai ritual. “Tapi, saya ingin ritual itu untuk menghargai diri sendiri, menyembuhkan dan mencintai diri sendiri,” katanya.
Doktar pun mengatakan bahwa pernikahan dengan diri sendiri juga bukan menutup pintu untuk menolak hadirnya orang lain. “Itu bukan hanya mengenai diri sendiri dalam menjalani sisa hidup,” tuturnya.
Kemudian, Kshama Bindu menikah dengan dirinya dengan upacara Hindu di Vadodara, India, pada 11 Juni 2022. Ritual itu dijalani seperti kebanyakan pernikahan pada umumnya. Bahkan, dia juga menjalani bulan madu di Goa selama dua pekan.
"Dengan menikahi diri sendiri, saya mendedikasikan hidup saya untuk mencintai diri sendiri," ujarnya dilansir BBC. "SOlogami adalah komitmen hadir untuk diri sendiri dan memilih gaya hidup dan kehidupan yang membantu kamu tumbuh dan berkembang," paparnya.
Dia juga menjelaskan, dengan sologami dirinya bisa menerima seluruh bagian yang berbeda dalam fisiknya dan dirinya. "Saya menganggap sologami sebagai upaya menerima diri sendiri. Saya menerima diri saya, meskipun ada bagian dari diri saya yang tidak cantik," tuturnya.
4. Bukan Orang Gila
Diakui oleh Holly English, perempuan yang menikah dengan dirinya sendiri, mengakui dirinya menikah dengan eksistensinya. "Itu bukan hal gila," ujarnya dilansir ABC.
Sedangkan Savita Malhotra, profesor kejiwaan di Rumah Sakit PGIMER di Candigarh, India, mengungkapkan sologami merupakan konsep yang aneh. "Semua orang memiliki konsep mencintai diri sendiri. Kamu tak perlu merusaknya atau mencipta replika eksternal untuk mendemonstrasi tentang mencintai diri sendiri," katanya. Dia menegaskan, bahwa pernikahan adalah dua entitas yang bersatu dan datang bersama-sama.
5. Mengalami Trauma
Seperti dialami oleh Holly, dia mengaku mengalami banyak penderitaan dalam proses menemukan lelaki yang tepat dalam kehidupannya. "Saya sering menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang masa depan. Saya bertanya, apakah saya akan bahagia," terangnya.
Dengan menikah dengan diri sendiri, Holly kini mengaku bisa bahagia tanpa menemukan pasangan. "Saya ingin menunjukkan saya tidak membutuhkan lelaki untuk mewujudkan mimpi saya terwujud," ujarnya.
Sementara itu, Karen Nimmo, psikolog klini di Selandia Baru, mengungkapkan sologami menjadi upaya untuk menyembuhkan trauma atau isu hubungan romantisme. "Itu menjadi hal penting jika hubunganmu dengan orang lain tetap sehat. Jika kamu terlalu bergantung dengan diri sendiri, kamu akan tidak sehat dan menjadi sendiri," tuturnya.
6. Melawan Steoretipe Gender Konvensional
Foto/BBC
Dalam pandangan Janeen Baxter, pakar pernikahan dari Universitas Queensland, deklarasi pernikahan dengan diri sendiri merupakan metode untuk mengabaikan steretipe gender konvensional. "Itu cara untuk melawan gender tradisional untuk menunjukkan deinisi identitas yang sebenarnya," kata Baxter.
Selama ini, kebanyakan perempuan sukses mendefinisikan hubungan mereka dengan suami mereka atau pun status keibuan mereka. "Perempuan yang memiliki profil tinggi atau menikah dengan diri sendiri tidak mengikuti model tradisional itu. Meskipun mereka akan dipandang aneh dan bukan perempuan sebenarnya," ujarnya.
7. Definisi Pernikahan Sudah Berubah
Baxter mengatakan, banyak orang ingin ingin mengubah definisi dan tradisi pernikahan formal. “Pernikahan didefinisikan dengan berbeda. Itu sebagai batu loncatan untuk tahapan kehidupan selanjutnya,” ujarnya.
Namun, dia mengatakan pernikahan tidak akan musnah dari dunia, hanya saja mengalami pergeseran. “Saya tidak yakin definisi pernikahan saat ini akan sama dengan pada 1950-an,” ujarnya.
Banyak media internasional memberitakan tentan ratusan penikahan sologami. Mereka yang menjalani kehidupan sologami mengklaim mereka bahagia dengan mencintai diri sendiri. Mereka membangun komitmen untuk dirinya sendiri.
Berikut 7 fakta menarik tentang sologami atau pernikahan dengan diri sendiri.
1. Bukan Hal Aneh dan Narsistik
Foto/BBC
Banyak orang tidak mendukung sologami tersebut. Banyak yang menyebutnya sebagai hal narsistik dan mengabaikan institusi patriarki.
Erika Anderson, seorang penulis, yang menikah dengan dirinya pada 2016, mengungkapkan pernikahan dengan diri sendiri bukan hal aneh dan bukan tingkah narsistik untuk menarik perhatian. "Kita memutuskan untuk menikah dengan diri sendiri adalah keputusan sendiri," ungkapnya kepada Vogue.
Di Inggris, pada 2015 silam, Sophie Taner menikah diri sendiri dan ingin menunjukkan komitmennya tentang sembat diri. "Saya ingin menunjukkan bahwa pernikahan ini sebagai hari terbaik dalam kehidupa saya," katanya.
2. Melakukan Sesuatu yang Besar
Menurut Sasha Cagen, penulis buku Quirkyalone: A Manifesto for Uncompromising Romantics, dan pelaku sologami, ingin melakukan sesuatu yang simbolik dan besar untuk dirinya sendiri dengan menikah dengan dirinya sendiri sebelum berusia 40 tahun. "Saya merasa menikah dengan diri sendiri itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Saya bisa melakukan banyak hal menarik di usia dewasa saya," tuturnya.
3. Menerima Diri Sendiri
Menikah dengan diri sendiri, menurut Cagen, sebagai upaya untuk menerima diri sendiri. "Ketika menikah dengan diri sendiri, saya menerima diri saya sendiri, semua bagian tubuh saya, seperti kecemburuan hingga cemburu," tuturnya. Dia mengatakan, banyak orang berhasil menikah dengan diri sendiri justru merasa lebih kuat dan berdaya.
Kemudian, Linda Doktar, perempuan yang menikah dengan diri sendiri di Gold Coast pada 2017, mengungkapkan dia pernikahan itu sebagai ritual. “Tapi, saya ingin ritual itu untuk menghargai diri sendiri, menyembuhkan dan mencintai diri sendiri,” katanya.
Doktar pun mengatakan bahwa pernikahan dengan diri sendiri juga bukan menutup pintu untuk menolak hadirnya orang lain. “Itu bukan hanya mengenai diri sendiri dalam menjalani sisa hidup,” tuturnya.
Kemudian, Kshama Bindu menikah dengan dirinya dengan upacara Hindu di Vadodara, India, pada 11 Juni 2022. Ritual itu dijalani seperti kebanyakan pernikahan pada umumnya. Bahkan, dia juga menjalani bulan madu di Goa selama dua pekan.
"Dengan menikahi diri sendiri, saya mendedikasikan hidup saya untuk mencintai diri sendiri," ujarnya dilansir BBC. "SOlogami adalah komitmen hadir untuk diri sendiri dan memilih gaya hidup dan kehidupan yang membantu kamu tumbuh dan berkembang," paparnya.
Dia juga menjelaskan, dengan sologami dirinya bisa menerima seluruh bagian yang berbeda dalam fisiknya dan dirinya. "Saya menganggap sologami sebagai upaya menerima diri sendiri. Saya menerima diri saya, meskipun ada bagian dari diri saya yang tidak cantik," tuturnya.
Baca Juga
4. Bukan Orang Gila
Diakui oleh Holly English, perempuan yang menikah dengan dirinya sendiri, mengakui dirinya menikah dengan eksistensinya. "Itu bukan hal gila," ujarnya dilansir ABC.
Sedangkan Savita Malhotra, profesor kejiwaan di Rumah Sakit PGIMER di Candigarh, India, mengungkapkan sologami merupakan konsep yang aneh. "Semua orang memiliki konsep mencintai diri sendiri. Kamu tak perlu merusaknya atau mencipta replika eksternal untuk mendemonstrasi tentang mencintai diri sendiri," katanya. Dia menegaskan, bahwa pernikahan adalah dua entitas yang bersatu dan datang bersama-sama.
5. Mengalami Trauma
Seperti dialami oleh Holly, dia mengaku mengalami banyak penderitaan dalam proses menemukan lelaki yang tepat dalam kehidupannya. "Saya sering menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang masa depan. Saya bertanya, apakah saya akan bahagia," terangnya.
Dengan menikah dengan diri sendiri, Holly kini mengaku bisa bahagia tanpa menemukan pasangan. "Saya ingin menunjukkan saya tidak membutuhkan lelaki untuk mewujudkan mimpi saya terwujud," ujarnya.
Sementara itu, Karen Nimmo, psikolog klini di Selandia Baru, mengungkapkan sologami menjadi upaya untuk menyembuhkan trauma atau isu hubungan romantisme. "Itu menjadi hal penting jika hubunganmu dengan orang lain tetap sehat. Jika kamu terlalu bergantung dengan diri sendiri, kamu akan tidak sehat dan menjadi sendiri," tuturnya.
6. Melawan Steoretipe Gender Konvensional
Foto/BBC
Dalam pandangan Janeen Baxter, pakar pernikahan dari Universitas Queensland, deklarasi pernikahan dengan diri sendiri merupakan metode untuk mengabaikan steretipe gender konvensional. "Itu cara untuk melawan gender tradisional untuk menunjukkan deinisi identitas yang sebenarnya," kata Baxter.
Selama ini, kebanyakan perempuan sukses mendefinisikan hubungan mereka dengan suami mereka atau pun status keibuan mereka. "Perempuan yang memiliki profil tinggi atau menikah dengan diri sendiri tidak mengikuti model tradisional itu. Meskipun mereka akan dipandang aneh dan bukan perempuan sebenarnya," ujarnya.
7. Definisi Pernikahan Sudah Berubah
Baxter mengatakan, banyak orang ingin ingin mengubah definisi dan tradisi pernikahan formal. “Pernikahan didefinisikan dengan berbeda. Itu sebagai batu loncatan untuk tahapan kehidupan selanjutnya,” ujarnya.
Namun, dia mengatakan pernikahan tidak akan musnah dari dunia, hanya saja mengalami pergeseran. “Saya tidak yakin definisi pernikahan saat ini akan sama dengan pada 1950-an,” ujarnya.
(ahm)
tulis komentar anda