Demi Hentikan Perang, Trump Akan Temui Putin dan Zelensky
Jum'at, 12 Mei 2023 - 02:30 WIB
WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekannya dari Ukraina, Volodymyr Zelensky . Pertemuan itu dirasa perlu untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
"Saya tidak berpikir tentang menang dan kalah. Saya berpikir tentang menyelesaikannya sehingga kita berhenti membunuh semua orang ini," kata Trump dalam program balai kota CNN, seperti dikutip dari TASS, Kamis (11/5/2023).
Trump menjelaskan, bahwa jika dia menjadi presiden, dia akan menyelesaikan konflik tersebut dalam waktu 24 jam. "Rusia dan Ukraina, saya ingin mereka berhenti sekarat. Dan, aku akan menyelesaikannya dalam 24 jam," lanjut Trump.
Trump menambahkan bahwa dia menganggap Putin sangat pintar. Namun, menurut mantan presiden AS itu, "Putin melakukan kesalahan" dengan melancarkan operasi militer khusus. Dia juga menunjukkan bahwa ini bukan waktunya untuk mencap presiden Rusia sebagai penjahat perang.
"Jika Anda mengatakan dia (Putin) seorang penjahat perang, akan jauh lebih sulit untuk membuat kesepakatan untuk menghentikan hal ini," kata Trump. Dia juga menambahkan bahwa itu adalah sesuatu yang "harus dibicarakan nanti".
Trump sendiri sedang menghadapi masalah di dalam negeri. Majelis hakim sidang perdata di Manhattan memutuskan pada Selasa (9/5/2023) bahwa Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap mantan kolumnis majalah Amerika; E Jean Carroll, pada pertengahan 1990-an.
Trump diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar USD5 juta (lebih dari Rp73,6 miliar) kepada Carroll. Menurut kesembilan hakim, sebagaimana dilansir CNN, Rabu (10/5/2023), Trump tidak memerkosa Carroll, tetapi melakukan pelecehan seksual terhadapnya di ruang ganti di department store Bergdorf Goodman pada pertengahan 1990-an.
Trump juga dinyatakan telah memfitnah Carroll dengan menyangkal insiden tersebut terjadi setelah Carroll mengungkapnya pada tahun 2019.
"Saya tidak berpikir tentang menang dan kalah. Saya berpikir tentang menyelesaikannya sehingga kita berhenti membunuh semua orang ini," kata Trump dalam program balai kota CNN, seperti dikutip dari TASS, Kamis (11/5/2023).
Baca Juga
Trump menjelaskan, bahwa jika dia menjadi presiden, dia akan menyelesaikan konflik tersebut dalam waktu 24 jam. "Rusia dan Ukraina, saya ingin mereka berhenti sekarat. Dan, aku akan menyelesaikannya dalam 24 jam," lanjut Trump.
Trump menambahkan bahwa dia menganggap Putin sangat pintar. Namun, menurut mantan presiden AS itu, "Putin melakukan kesalahan" dengan melancarkan operasi militer khusus. Dia juga menunjukkan bahwa ini bukan waktunya untuk mencap presiden Rusia sebagai penjahat perang.
"Jika Anda mengatakan dia (Putin) seorang penjahat perang, akan jauh lebih sulit untuk membuat kesepakatan untuk menghentikan hal ini," kata Trump. Dia juga menambahkan bahwa itu adalah sesuatu yang "harus dibicarakan nanti".
Trump sendiri sedang menghadapi masalah di dalam negeri. Majelis hakim sidang perdata di Manhattan memutuskan pada Selasa (9/5/2023) bahwa Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap mantan kolumnis majalah Amerika; E Jean Carroll, pada pertengahan 1990-an.
Trump diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar USD5 juta (lebih dari Rp73,6 miliar) kepada Carroll. Menurut kesembilan hakim, sebagaimana dilansir CNN, Rabu (10/5/2023), Trump tidak memerkosa Carroll, tetapi melakukan pelecehan seksual terhadapnya di ruang ganti di department store Bergdorf Goodman pada pertengahan 1990-an.
Trump juga dinyatakan telah memfitnah Carroll dengan menyangkal insiden tersebut terjadi setelah Carroll mengungkapnya pada tahun 2019.
(esn)
tulis komentar anda