Arab Saudi Hukum Mati 3 Warga Penentang Proyek Kota Membelah Gurun Mohammed bin Salman
Kamis, 11 Mei 2023 - 07:06 WIB
RIYADH - Pihak berwenang Arab Saudi telah menjatuhkan hukuman mati kepada tiga warga anggota suku Howeitat karena berani menentang proyek The Line, megacity futuristik yang membelah gurun di negara itu.
Orang-orang itu sebelumnya menghadapi pengusiran dari tanah suku mereka. Sekarang hukuman mati dijatuhkan kepada tiga dari mereka karena menentang proyek kota pintar yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman al-Saud (37).
Calon raja Arab Saudi itu telah memutar video mencolok dari istana kristal setinggi 500 meter, lebar 200 meter, dan panjang 170 kilometer yang akan membelah gurun luas negaranya—terlepas dari rintangan apa pun yang menghalangi jalannya.
Proyek kota pintar NEOM senilai USD750 miliar—dijuluki "The Line"—akan menjadi 33 kali lebih besar dari New York. Itu dipromosikan secara internasional sebagai rumah "nol karbon", teknologi tinggi, dan pengawasan tinggi untuk sembilan juta orang.
Tetapi penghuni tradisional, pemilik tanah, dan penduduk yang ada terpaksa memberi jalan saat proyek profil tinggi itu terus berjalan.
Ketika enam pria dari suku Howeitat menolak untuk pindah dari rumah mereka, mereka ditahan, disiksa dan didakwa dengan pelanggaran terorisme.
Sekarang Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membunyikan alarm.
“Meskipun dituduh melakukan terorisme, mereka dilaporkan ditangkap karena menolak penggusuran paksa atas nama proyek NEOM,” kata kantor tersebut.
Orang-orang itu sebelumnya menghadapi pengusiran dari tanah suku mereka. Sekarang hukuman mati dijatuhkan kepada tiga dari mereka karena menentang proyek kota pintar yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman al-Saud (37).
Calon raja Arab Saudi itu telah memutar video mencolok dari istana kristal setinggi 500 meter, lebar 200 meter, dan panjang 170 kilometer yang akan membelah gurun luas negaranya—terlepas dari rintangan apa pun yang menghalangi jalannya.
Proyek kota pintar NEOM senilai USD750 miliar—dijuluki "The Line"—akan menjadi 33 kali lebih besar dari New York. Itu dipromosikan secara internasional sebagai rumah "nol karbon", teknologi tinggi, dan pengawasan tinggi untuk sembilan juta orang.
Tetapi penghuni tradisional, pemilik tanah, dan penduduk yang ada terpaksa memberi jalan saat proyek profil tinggi itu terus berjalan.
Ketika enam pria dari suku Howeitat menolak untuk pindah dari rumah mereka, mereka ditahan, disiksa dan didakwa dengan pelanggaran terorisme.
Sekarang Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membunyikan alarm.
“Meskipun dituduh melakukan terorisme, mereka dilaporkan ditangkap karena menolak penggusuran paksa atas nama proyek NEOM,” kata kantor tersebut.
tulis komentar anda