Ingin Bunuh Pentolan Al-Qaeda, Serangan AS di Suriah Malah Tewaskan Petani Tua
Rabu, 10 Mei 2023 - 15:04 WIB
QORQANYA - Militer Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki laporan yang menyebutkan bahwa mereka telah membunuh seorang warga sipil dalam serangan baru-baru ini di Suriah barat laut. Sesungguhnya serangan itu dimaksudkan untuk menargetkan seorang pemimpin senior Al-Qaeda .
Seperti dilaporkan AP, kerabat dan tetangga dari seorang pria berusia 60 tahun yang terbunuh dalam serangan 3 Mei di desa Qorqanya, sebuah daerah pedesaan di provinsi Idlib utara, mengatakan bahwa korban adalah seorang petani yang juga beternak domba, ayam, dan sapi dan tidak terlibat dalam aksi grup bersenjata.
Dalam pernyataan awal yang dirilis pada hari penyerangan, Komando Pusat AS (CENTCOM), menyatakan pasukannya telah "melakukan serangan sepihak menargetkan seorang pemimpin senior Al Qaeda." Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mayor John Moore, juru bicara CENTCOM, mengatakan pada Selasa (9/5/2023), bahwa pasukan AS sedang dalam proses mengonfirmasi identitas individu yang tewas dalam serangan itu.
“Kami mengetahui dugaan adanya korban sipil dan hasil dari proses konfirmasi akan menginformasikan jika diperlukan penyelidikan lebih lanjut dan bagaimana prosesnya,” ujar Moore.
Moore mengatakan bahwa misi CENTCOM “direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat untuk memaksimalkan keberhasilan dan meminimalkan risiko kerusakan tambahan dan bahaya bagi warga sipil”.
Pada hari tertentu setidaknya ada 900 pasukan AS di Suriah, bersama dengan sejumlah kontraktor yang dirahasiakan, yang bermitra dengan Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi.
Mereka ditugaskan untuk mencegah kembalinya kelompok Daesh, yang melanda Irak dan Suriah pada tahun 2014, menguasai sebagian besar wilayah, dan terkadang juga menargetkan kelompok militan lainnya.
Sementara itu, kelompok pertahanan sipil lokal di Suriah barat laut, yang dikenal sebagai Helm Putih, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menanggapi lokasi tersebut setelah mendengar suara ledakan dan menemukan bahwa serangan pesawat tak berawak telah menewaskan Lutfi Hassan Masto, 60 tahun.
Seorang penduduk setempat yang sedang menggembalakan dombanya saat itu menjelaskan, tiga dari hewan itu juga dibunuh.
Sementara Kakak Masto, Mohamed Masto, mengatakan, laporan yang menyetakan saudaranya terlibat dalam Al-Qaeda adalah "kebohongan mutlak" dan bahwa pembunuhannya adalah "ketidakadilan dan agresi."
“Dia tidak ada hubungannya dengan revolusi. Dia tidak ada hubungannya dengan Front Al-Nusra atau dengan Daesh atau kelompok bersenjata lainnya yang terlibat dalam pemberontakan 12 tahun Suriah yang berubah menjadi perang saudara,” kata Masto.
Fayad Jamil Raji, seorang tetangga, mengatakan, dia telah mengenal Lufti Masto – atau “Abu Hassan,” nama panggilan yang berarti “ayah Hassan” – selama bertahun-tahun. “Pria itu warga sipil. Dia memiliki peternakan dengan unggas, sapi, dan domba,” katanya.
Seperti dilaporkan AP, kerabat dan tetangga dari seorang pria berusia 60 tahun yang terbunuh dalam serangan 3 Mei di desa Qorqanya, sebuah daerah pedesaan di provinsi Idlib utara, mengatakan bahwa korban adalah seorang petani yang juga beternak domba, ayam, dan sapi dan tidak terlibat dalam aksi grup bersenjata.
Dalam pernyataan awal yang dirilis pada hari penyerangan, Komando Pusat AS (CENTCOM), menyatakan pasukannya telah "melakukan serangan sepihak menargetkan seorang pemimpin senior Al Qaeda." Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mayor John Moore, juru bicara CENTCOM, mengatakan pada Selasa (9/5/2023), bahwa pasukan AS sedang dalam proses mengonfirmasi identitas individu yang tewas dalam serangan itu.
“Kami mengetahui dugaan adanya korban sipil dan hasil dari proses konfirmasi akan menginformasikan jika diperlukan penyelidikan lebih lanjut dan bagaimana prosesnya,” ujar Moore.
Moore mengatakan bahwa misi CENTCOM “direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat untuk memaksimalkan keberhasilan dan meminimalkan risiko kerusakan tambahan dan bahaya bagi warga sipil”.
Pada hari tertentu setidaknya ada 900 pasukan AS di Suriah, bersama dengan sejumlah kontraktor yang dirahasiakan, yang bermitra dengan Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi.
Mereka ditugaskan untuk mencegah kembalinya kelompok Daesh, yang melanda Irak dan Suriah pada tahun 2014, menguasai sebagian besar wilayah, dan terkadang juga menargetkan kelompok militan lainnya.
Sementara itu, kelompok pertahanan sipil lokal di Suriah barat laut, yang dikenal sebagai Helm Putih, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menanggapi lokasi tersebut setelah mendengar suara ledakan dan menemukan bahwa serangan pesawat tak berawak telah menewaskan Lutfi Hassan Masto, 60 tahun.
Seorang penduduk setempat yang sedang menggembalakan dombanya saat itu menjelaskan, tiga dari hewan itu juga dibunuh.
Sementara Kakak Masto, Mohamed Masto, mengatakan, laporan yang menyetakan saudaranya terlibat dalam Al-Qaeda adalah "kebohongan mutlak" dan bahwa pembunuhannya adalah "ketidakadilan dan agresi."
“Dia tidak ada hubungannya dengan revolusi. Dia tidak ada hubungannya dengan Front Al-Nusra atau dengan Daesh atau kelompok bersenjata lainnya yang terlibat dalam pemberontakan 12 tahun Suriah yang berubah menjadi perang saudara,” kata Masto.
Fayad Jamil Raji, seorang tetangga, mengatakan, dia telah mengenal Lufti Masto – atau “Abu Hassan,” nama panggilan yang berarti “ayah Hassan” – selama bertahun-tahun. “Pria itu warga sipil. Dia memiliki peternakan dengan unggas, sapi, dan domba,” katanya.
(esn)
tulis komentar anda