Rusia Serang Ukraina Besar-besaran dengan 120 Rudal dan 90 Drone
loading...
A
A
A
KYIV - Rusia telah meluncurkan gelombang serangan udara terbesarnyake Ukraina dalam hampir tiga bulan terakhir padaSabtu malam hinggaMinggu pagi. Serangan besar ini melibatkan tembakan 120 rudal dan 90 pesawat nirawak (drone).
Para pejabat Ukraina mengatakan tujuh orang tewas dan sistem tenaga listrik rusak parah akibat serangan tersebut.
Warga Ukraina telah bersiap selama berminggu-minggu untuk menghadapi serangan terhadap sistem energi yang lumpuh. Mereka khawatir kerusakan parah akan menyebabkan pemadaman listrik yang lama saat musim dingin tiba dan meningkatkan tekanan psikologis pada saat kritis dalam perang yang dilancarkan Rusia sejak Februari 2022.
Serangan udara Rusia pada hari Minggu yang memicu pemadaman listrik darurat di sejumlah wilayah Ukraina terjadi setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat bulan ini. Janji Trump untuk mengakhiri perang tanpa mengatakan bagaimana cara mengakhirinya telah meningkatkan prospek desakan untuk mengadakan perundingan.
"Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesar: pesawat nirawak dan rudal terhadap kota-kota yang damai, warga sipil yang tertidur, infrastruktur penting," tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha di X, seperti dikutip dari Reuters,Senin (18/11/2024).
Sistem pertahanan udara terdengar menyerang pesawat nirawak di atas ibu kota pada malam hari, dan serangkaian ledakan dahsyat terdengar di seluruh pusat kota saat serangan rudal berlangsung pada Senin dini hari.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan militer telah menghancurkan 104 dari 120 rudal yang ditembakkan dan 42 dari 90 pesawat nirawak yang diluncurkan Rusia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas energi yang memasok kompleks industri militer Ukraina.
"Kerusakan parah pada sistem energi Ukraina, termasuk pembangkit listrik DTEK. Serangan-serangan ini kembali menyoroti kebutuhan Ukraina akan sistem pertahanan udara tambahan dari sekutu-sekutu kami,” kata Maxim Timchenko, CEO DTEK yang merupakan penyedia energi swasta terbesar di Ukraina.
Para pejabat Ukraina mengatakan tujuh orang tewas dan sistem tenaga listrik rusak parah akibat serangan tersebut.
Warga Ukraina telah bersiap selama berminggu-minggu untuk menghadapi serangan terhadap sistem energi yang lumpuh. Mereka khawatir kerusakan parah akan menyebabkan pemadaman listrik yang lama saat musim dingin tiba dan meningkatkan tekanan psikologis pada saat kritis dalam perang yang dilancarkan Rusia sejak Februari 2022.
Serangan udara Rusia pada hari Minggu yang memicu pemadaman listrik darurat di sejumlah wilayah Ukraina terjadi setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat bulan ini. Janji Trump untuk mengakhiri perang tanpa mengatakan bagaimana cara mengakhirinya telah meningkatkan prospek desakan untuk mengadakan perundingan.
"Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesar: pesawat nirawak dan rudal terhadap kota-kota yang damai, warga sipil yang tertidur, infrastruktur penting," tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha di X, seperti dikutip dari Reuters,Senin (18/11/2024).
Sistem pertahanan udara terdengar menyerang pesawat nirawak di atas ibu kota pada malam hari, dan serangkaian ledakan dahsyat terdengar di seluruh pusat kota saat serangan rudal berlangsung pada Senin dini hari.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan militer telah menghancurkan 104 dari 120 rudal yang ditembakkan dan 42 dari 90 pesawat nirawak yang diluncurkan Rusia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas energi yang memasok kompleks industri militer Ukraina.
"Kerusakan parah pada sistem energi Ukraina, termasuk pembangkit listrik DTEK. Serangan-serangan ini kembali menyoroti kebutuhan Ukraina akan sistem pertahanan udara tambahan dari sekutu-sekutu kami,” kata Maxim Timchenko, CEO DTEK yang merupakan penyedia energi swasta terbesar di Ukraina.