Serangan Udara Tewaskan Bandar Narkoba Suriah Beserta Istri dan 6 Anaknya
loading...
A
A
A
BEIRUT - Serangan udara di Suriah selatan pada Senin (8/5/2023) pagi menewaskan salah satu pengedar narkoba paling terkenal di negara itu, Merhi Ramthan. Serangan itu terjadi sehari setelah Liga Arab setuju untuk memulihkan keanggotaan Suriah .
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, serangan pertama menghantam sebuah rumah di desa Suriah Shuab di provinsi Sweida dekat perbatasan Yordania. Serangan itu menewaskan Ramthan, istri dan enam anaknya.
Pemantau perang oposisi dan Sham FM melaporkan serangan lain di provinsi selatan Daraa yang menghantam sebuah gedung. Observatorium mengatakan bangunan itu menampung pabrik obat.
Ahmad Al-Masalmeh, seorang aktivis oposisi yang meliput perkembangan di Suriah selatan, juga mengatakan bahwa satu serangan membunuh Ramthan dan keluarganya di provinsi Sweida.
Sementara serangan lainnya menghantam sebuah fasilitas di provinsi Daraa yang digunakan oleh kelompok yang didukung Iran untuk memproduksi dan menyimpan narkoba sebelum menyelundupkannya ke Yordania.
“Serangan terjadi sebelum fajar, memicu kebakaran di fasilitas narkoba di provinsi Daraa,” kata Ahmad, seperti dikutip dari AP.
Serangan langka itu terjadi beberapa hari setelah Yordania memperingatkan akan menggunakan kekuatan di dalam wilayah Suriah untuk memberantas perdagangan narkoba ke wilayahnya.
Ketika negara-negara Arab secara bertahap menghidupkan kembali hubungan dengan Damaskus, salah satu topik utama diskusi adalah industri obat-obatan terlarang Suriah, yang berkembang pesat selama konflik yang sedang berlangsung – terutama captagon, amfetamin ilegal.
Pemerintah Barat memperkirakan bahwa captagon telah menghasilkan pendapatan miliaran dolar untuk Presiden Bashar Assad dan sekutunya. Damaskus sendiri dengan tegas membantah tuduhan itu.
Aktivis dan pemantau perang mengatakan mereka yakin Yordania kemungkinan berada di balik serangan udara itu, dengan produsen captagon di antara yang paling dicari oleh otoritas Yordania karena memfasilitasi penyelundupan narkoba melintasi perbatasan dengan dukungan milisi kecil.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, serangan pertama menghantam sebuah rumah di desa Suriah Shuab di provinsi Sweida dekat perbatasan Yordania. Serangan itu menewaskan Ramthan, istri dan enam anaknya.
Pemantau perang oposisi dan Sham FM melaporkan serangan lain di provinsi selatan Daraa yang menghantam sebuah gedung. Observatorium mengatakan bangunan itu menampung pabrik obat.
Ahmad Al-Masalmeh, seorang aktivis oposisi yang meliput perkembangan di Suriah selatan, juga mengatakan bahwa satu serangan membunuh Ramthan dan keluarganya di provinsi Sweida.
Sementara serangan lainnya menghantam sebuah fasilitas di provinsi Daraa yang digunakan oleh kelompok yang didukung Iran untuk memproduksi dan menyimpan narkoba sebelum menyelundupkannya ke Yordania.
“Serangan terjadi sebelum fajar, memicu kebakaran di fasilitas narkoba di provinsi Daraa,” kata Ahmad, seperti dikutip dari AP.
Serangan langka itu terjadi beberapa hari setelah Yordania memperingatkan akan menggunakan kekuatan di dalam wilayah Suriah untuk memberantas perdagangan narkoba ke wilayahnya.
Ketika negara-negara Arab secara bertahap menghidupkan kembali hubungan dengan Damaskus, salah satu topik utama diskusi adalah industri obat-obatan terlarang Suriah, yang berkembang pesat selama konflik yang sedang berlangsung – terutama captagon, amfetamin ilegal.
Pemerintah Barat memperkirakan bahwa captagon telah menghasilkan pendapatan miliaran dolar untuk Presiden Bashar Assad dan sekutunya. Damaskus sendiri dengan tegas membantah tuduhan itu.
Aktivis dan pemantau perang mengatakan mereka yakin Yordania kemungkinan berada di balik serangan udara itu, dengan produsen captagon di antara yang paling dicari oleh otoritas Yordania karena memfasilitasi penyelundupan narkoba melintasi perbatasan dengan dukungan milisi kecil.
(esn)