Korban Aliran Sesat di Kenya Objek Perdagangan Organ?

Selasa, 09 Mei 2023 - 21:05 WIB
Hasil otopsi menemukan organi hilang pada mayat korban aliran sesat di Kenya. Foto/NBC
NAIROBI - Hasil otopsi pada mayat yang ditemukan di kuburan massal terkait dengan aliran sesat di Kenya mengungkapkan fakta mecengangkan. Organ pada mayat-mayat tersebut telah hilang dan menimbulkan kecurigaan telah diambil dengan paksa.

Hal itu diungkapkan penyelidik dengan penggalian terbaru akan dilanjutkan pada hari ini, Selasa (9/5/2023), waktu setempat.

Penemuan kuburan massal bulan lalu di dekat kota pesisir Samudera Hindia Malindi telah mengejutkan negara mayoritas Kristen yang sangat religius dalam apa yang disebut "pembantaian hutan Shakahola".

Polisi percaya sebagian besar mayat itu milik pengikut pendeta gadungan Paul Nthenge Mackenzie, yang dituduh memerintahkan mereka mati kelaparan "untuk bertemu Yesus".



Sementara kelaparan tampaknya menjadi penyebab utama kematian, menurut kepala ahli patologi pemerintah, Dr Johansen Oduor, beberapa korban – termasuk anak-anak – tercekik, dipukuli atau dicekik.



Dokumen pengadilan yang diajukan pada hari Senin mengatakan beberapa mayat telah diambil organnya, dengan polisi menuduh para tersangka terlibat dalam pengambilan paksa bagian tubuh.

"Laporan postmortem telah menetapkan organ yang hilang di beberapa tubuh korban yang telah digali," kata inspektur kepala Martin Munene dalam surat pernyataan yang diajukan ke pengadilan Nairobi seperti dikutip dari The Guardian.

Diyakini bahwa perdagangan organ tubuh manusia telah terkoordinasi dengan baik yang melibatkan beberapa pemain, katanya, tanpa memberikan rincian tentang dugaan perdagangan tersebut.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More