Eks Diktator Sudan Dilaporkan Dipindahkan dari Penjara ke Rumah Sakit Militer
Rabu, 26 April 2023 - 16:40 WIB
KHARTOUM - Pemimpin Sudan yang digulingkan, Omar al-Bashir, dipindahkan dari penjara Kober ke rumah sakit militer di Ibu Kota Sudan sebelum pertempuran sengit pecah di sana pada 15 April. Hal itu diungkapkan dua sumber di rumah sakit itu.
Keberadaan Bashir dipertanyakan setelah mantan menteri di pemerintahannya, Ali Haroun, pada hari Selasa mengumumkan bahwa dia telah meninggalkan penjara bersama mantan pejabat lainnya.
Baik Bashir dan Haroun dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kekejaman di Darfur seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/4/2023).
Pertempuran berkobar lagi di Sudan pada Selasa malam meskipun deklarasi gencatan senjata oleh faksi-faksi yang bertikai karena lebih banyak orang melarikan diri dari Khartoum dalam kekacauan itu.
Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyetujui gencatan senjata 72 jam yang dimulai pada hari Selasa setelah negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.
Namun tembakan dan ledakan terdengar setelah malam tiba di Omdurman, salah satu kota kembar Khartoum di Sungai Nil di mana tentara menggunakan drone untuk menargetkan posisi RSF, kata seorang wartawan Reuters.
Utusan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, pada hari Selasa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa gencatan senjata tampaknya bertahan di beberapa bagian sejauh ini.
Namun dia mengatakan bahwa tidak ada pihak yang menunjukkan kesiapan untuk bernegosiasi secara serius, menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas pihak lain adalah mungkin.
Keberadaan Bashir dipertanyakan setelah mantan menteri di pemerintahannya, Ali Haroun, pada hari Selasa mengumumkan bahwa dia telah meninggalkan penjara bersama mantan pejabat lainnya.
Baik Bashir dan Haroun dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kekejaman di Darfur seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/4/2023).
Pertempuran berkobar lagi di Sudan pada Selasa malam meskipun deklarasi gencatan senjata oleh faksi-faksi yang bertikai karena lebih banyak orang melarikan diri dari Khartoum dalam kekacauan itu.
Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyetujui gencatan senjata 72 jam yang dimulai pada hari Selasa setelah negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.
Namun tembakan dan ledakan terdengar setelah malam tiba di Omdurman, salah satu kota kembar Khartoum di Sungai Nil di mana tentara menggunakan drone untuk menargetkan posisi RSF, kata seorang wartawan Reuters.
Utusan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, pada hari Selasa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa gencatan senjata tampaknya bertahan di beberapa bagian sejauh ini.
Namun dia mengatakan bahwa tidak ada pihak yang menunjukkan kesiapan untuk bernegosiasi secara serius, menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas pihak lain adalah mungkin.
tulis komentar anda